Suara.com - Tugas tersulit pemerintah bukanlah memblokir laman-laman daring (website) porno, tetapi menyaring konten-konten negatif seperti pornografi, berita bohong (hoax), dan ujaran kebencian (hate speech) di media sosial, demikian dikatakan ahli teknologi informasi, Onno W. Purbo yang diwawancarai Suara.com pada Rabu (18/10/2017).
"Misalnya Facebook, Twitter, memang isinya benar semua? Kan di situ juga ada berita bohong, ujaran kebencian, gambar-gambar enggak benar. Susah, kan, blokirnya?" kata Onno ketika ditemui usai acara Satu Indonesia Award 2017 di kantor pusat PT. Astra International di Sunter, Jakarta.
Menurut dia, hal ini karena media-media sosial bukan lagi ada di level laman daring (website), tapi sudah di level penyedia konten yang terenkripsi.
"Semua media sosial pakai https yang dienkripsi. Susah bukanya. Mahal," lanjutnya.
Pemerintah sendiri, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, pekan lalu mengumumkan telah membeli mesin bersistem crawling dengan harga lebih dari Rp200 miliar.
Mesin dengan kecerdasan artifisial ini bakal digunakan mulai awal 2018 untuk melacak dan mencari secara otomatis laman-laman daring porno, kemudian meneruskannya ke mesin sensor internet.
Onno menjelaskan, mesin dengan kecerdasan buatan bersistem crawling itu dapat secara mandiri menemukan situs-situs daring porno baru yang terus bermunculan dan meneruskannya ke mesin sensor internet. Namun, mesin ini masih tetap tak kuat menembus media sosial untuk melacak konten negatif.
Konten Porno di Facebook dan Twitter Paling Sukar Diblokir
Rabu, 18 Oktober 2017 | 19:58 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Raffi Ahmad Panik Hapus Post Surat Dukungan Prabowo, Pandji Akui Tak Percaya: Ini Hoax Ya?
26 November 2024 | 11:49 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI