Pakar: Ada Salah Informasi Soal Mesin Sensor Internet Pemerintah

Rabu, 18 Oktober 2017 | 19:42 WIB
Pakar: Ada Salah Informasi Soal Mesin Sensor Internet Pemerintah
Ilustrasi sebuah keyboard laptop dan borgol. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada beberapa informasi salah yang terlanjur tersebar luas mengenai mesin sensor internet anyar milik pemerintah, menurut ahli teknologi informasi. Kesalahan pertama berhubungan dengan istilah 'mesin sensor internet' itu sendiri.

Pekan lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan pembelian mesin anyar yang ditulis banyak media massa sebagai 'mesin sensor internet'. Mesin seharga lebih dari Rp200 miliar ini akan dipasang pada akhir 2017 dan ditargetkan beroperasi pada Januari 2018.

Pakar teknologi informasi, Onno W. Purbo, saat diwawancarai Suara.com mengatakan, yang baru saja dibeli pemerintah bukanlah mesin sensor internet tapi mesin bersistem crawling dengan kecerdasan artifisial yang berfungsi melacak laman daring porno secara otomatis.

Mesin tersebut bakal mempermudah pencarian laman-laman daring porno yang selama ini diketahui lewat laporan-laporan, kemudian diblokir secara manual.

"Salah itu. Banyak yang salah judul. Itu bukan mesin sensor internet tapi mesin (bersistem) crawling," kata Onno kala ditemui di sela-sela acara Satu Indonesia Award 2017, Rabu (18/10/2017) di kantor pusat PT. Astra International, Sunter, Jakarta.

Mesin sensor internetnya sendiri tetap merupakan mesin lama yang memblokir lewat Domain Name System (DNS).

"Dari situs (yang terlacak) ini, kita, kan, akan dapat nama-namanya dan IP Address-nya. Itu yang dimasukkan ke mesin sensor yang selama ini dipakai," papar dia.

Dengan sistem terbaru ini, akan makin banyak laman daring porno yang biaa terlacak dan diblokir. Onno memperkirakan setidaknya sekitar 80 persen situs berkonten mesum bisa diblokir.

Mesin bersistem crawling ini, menurutnya lagi, juga tidak bisa dipakai untuk menyadap internet sehingga publik tak perlu khawatir.

"(Mesin) yang ini tidak bisa," tukasnya.

Onno kemudian menerangkan, mesin bersistem crawling termutakhir milik pemerintah kelak tidak hanya bisa dipakai melacak situs-situs pornografi. Mesin ini dapat pula digunakan melacak situs yang berisi berita-berita bohong (hoax) serta ujaran kebencian (hate speech).

"Tinggal masalah masukkan kata-kata kunci lalu dia (mesin) bisa kategorisasikan sendiri yang mana hoax, hate speech, dan lain-lain," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI