Astronom Temukan Planet Baru Bercincin, Haumea

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 13 Oktober 2017 | 13:18 WIB
Astronom Temukan Planet Baru Bercincin, Haumea
Planet Haumea. [The Verge]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para astronom telah menemukan sebuah cincin partikel yang mengelilingi batuan kecil di tepi Tata Surya kita. Cincin itu mengelilingi dunia aneh bernama Haumea, sebuah planet kerdil yang berbentuk seperti telur yang tergencet.

Haumea adalah satu dari lima planet kerdil yang diakui secara resmi di Tata Surya, tapi satu-satunya yang kita tahu memiliki cincinnya sendiri.

Meskipun Haumea unik di antara rekan-rekannya, ini bukan pertama kalinya sebuah cincin ditemukan di sekitar tubuh kecil seperti ini di Tata Surya kita. Pada tahun 2014, kelompok astronom yang sama mengatakan bahwa mereka telah menemukan dua cincin tipis di sekitar planet kecil yang disebut Chariklo, mengorbit antara Jupiter dan Neptunus.

Penemuan tersebut benar-benar mengejutkan komunitas astronomi. Sampai saat itu, hanya raksasa gas di Tata Surya kita yakni Saturnus, Jupiter, Neptunus, dan Uranus, diketahui memiliki cincin.

Baca Juga: 7 Kembaran Bumi: Sekilas Pencarian Alien di Luar Tata Surya Kita

Tapi sekarang cincin itu ditemukan di sekitar benda kecil dan jauh lainnya. Itu menimbulkan teka-teki bagi para astronom, bagaimana cincin ini terbentuk?

Sebagian besar penjelasan untuk pembentukan cincin terfokus pada planet terbesar di lingkungan kosmik kita. Tapi sekarang, para periset perlu menemukan cara untuk menjelaskan bagaimana cincin terbentuk di sekitar benda-benda mungil ini dan bagaimana cincin itu tinggal di sana.

"Saya pikir dari mana cincin itu berasal, bagaimana pembentukannya pada dasarnya, akan menjadi topik penelitian yang besar," kata Amanda Sickafoose, astronom planet di MIT yang menulis sebuah editorial Alam pada penemuan tersebut.

Para astronom secara kebetulan menemukan cincin Haumea, yang dijelaskan hari ini di Nature, saat mereka melihat planet kerdil itu sebentar lewat di depan bintang, menghalangi cahaya bintang itu. Kelalaian seperti itu menyebabkan gerhana sesaat dikenal sebagai okultisme. Tujuannya adalah untuk belajar lebih banyak tentang Haumea.

Dengan mengamati kilapan cepat ini, para astronom dapat mengumpulkan cukup banyak informasi tentang objek latar depan, seperti ukuran, bentuk, dan apakah cincinnya ada atau tidak.

Baca Juga: Astronom Temukan 'Bumi' Lain, Posisinya Dekat Tata Surya

Pada tanggal 21 Januari, tim astronomi mengamati okultisme Haumea dari seorang bintang yang jauh, bernama URAT1 533-182543, dengan 12 teleskop yang berbeda di seluruh Eropa. Teleskop membantu para astronom membatasi ukuran, bentuk, dan kerapatan Haumea.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI