Suara.com - Meskipun tidak akan pernah bisa 100 persen aman dari hacker, virus, dan nasties lainnya yang bersembunyi di internet, setidaknya Anda bisa mengurangi kesalahan sederhana keamanan yang dilakukan. Berikut beberapa kesalahan sederhana yang kerap dilakukan sehari-sehari dan menjadi peluang besar bagi para hacker mencuri data probadi Anda.
1. Menggunakan rincian login yang sama selamanya
Hal ini pasti sering Anda dengar karena masih banyak orang yang mengindahkannya. Jangan gunakan kata sandi yang sama untuk banyak akun, dan ubah kata sandi Anda secara teratur.
Jika sulit untuk mengingat kata kunci tersebut, buat aplikasi untuk melakukannya untuk Anda. Menggunakan kata kunci yang sama untuk semua hal, seperti memiliki kunci pintu belakang yang juga membuka brankas, menyalakan mobil dan memberi akses ke rekening bank Anda. Jika seseorang bisa menembusnya, mereka memiliki akses terhadap semua hal.
Baca Juga: Peretasan Perangkat Apple dan Samsung Kini Bisa Lewat Bluetooth
Mengubah kata sandi, dapat melindungi Anda dari kebocoran data.
"Teknologi peretasan kata kunci telah meningkat pesat," kata Darren Guccione, CEO Keeper Security.
Orang jahat sekarang mengikuti korban mereka di jejaring sosial untuk mendapatkan kata kunci yang mereka iring ke program jahat yang menggunakan kecerdasan mesin untuk menguji variasi sampai pintu tidak terkunci.
"Tidak ada yang menyukai kata kunci, tapi hal ini lebih penting dari apapun," lanjutnya.
2. Tidak melindungi layar kunci ponsel
Baca Juga: Begini Cara Samsung Tanggapi Peretasan Pemindai Iris di Galaxy S8
Begitu seseorang melewati layar kunci di ponsel Anda, mereka dapat melihat ke Facebook, membaca email, memasukkan spam ke kontak dan mungkin memesan sejumlah barang elektronik dari Amazon. Meski begitu, sebanyak 15 persen pengguna masih tidak melindungi ponsel mereka dengan PIN atau beberapa metode identifikasi biometrik.
Sekarang ada banyak teknologi pemindaian wajah dan sidik jari dan iris yang ada. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menggunakannya.
Kode PIN yang panjang masih sama amannya, selama Anda tidak memasukkannya ke dalam tampilan penuh.
Sesuatu yang harus Anda hindari adalah membuka pola kunci, yang lebih mudah untuk disalin, seperti sebuah studi baru-baru ini dari Akademi Angkatan Laut AS dan University of Maryland Baltimore County.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dua pertiga orang dapat menciptakan pola dari hasil memata-matai Anda meskipun dengan sekali lihat. Dibandingkan dengan PIN enam digit yang hanya bisa diberikan oleh 1 dari 10 peserta setelah satu kali melihat.
"Untuk melindungi dari orang yang suka mengintip dari bahu, pola penguncian Android 6 digit mungkin tampak lebih aman. Dan dari temuan kami menunjukkan bahwa PIN 6 digit memberikan keamanan paling besar bagi pengamat yang mencoba memasukkan kode sandi dengan akurat," kata Ravi Kuber dari University of Maryland Baltimore County, salah satu peneliti yang bekerja dalam studi tersebut, dikutip dari Gizmodo.
3. Tidak menggunakan otentikasi dua langkah
Sudah sering dibicarakan tentang seberapa sering kata kunci dan rincian login bocor di web akhir-akhir ini. Dua langkah pada dasarnya menempatkan penghalang ekstra karena peretas memerlukan sedikit lagi dari info untuk masuk ke akun Anda pada perangkat baru yang tidak dikenal.
Itu terkadang kode yang dihasilkan di aplikasi dan terkadang SMS dikirim ke telepon tepercaya Anda. Apa pun metodenya, itu membuat akun Anda jauh lebih aman.
"Jika Anda hanya browsing online atau menonton barang di lelang online, Anda tidak memerlukan otentikasi multifaktor," kata Raj Samani, Fellow dan Chief Scientist di McAfee.
"Namun, jika Anda membeli barang itu, ini adalah cerita yang berbeda karena Anda sekarang berbagi data keuangan. Anda memerlukan tingkat keamanan yang tepat berdasarkan nilai akun. Peretas merasa kurang menarik untuk mencoba meretas akun pribadi yang telah dijaga dengan otentikasi multifaktor, karena tidak akan sesederhana itu," bebernya.
4. Berbagi terlalu banyak informasi
Setiap informasi yang Anda bagikan secara publik di web dapat digunakan untuk mencuri identitas Anda. Mulai dari tebak kata kunci atau jawab pertanyaan keamanan yang melindungi akun Anda. Foto Instagram kerap jadi petunjuk ke nama anjing yang telah digunakan untuk pertanyaan keamanan Anda.
Sebelum berbagi informasi di media sosial, hendaknya Anda berpikir lebih dulu sebelum memostingnya. Jagalah privasi Anda.
"Sangat penting untuk memahami bagaimana Anda dapat membatasi apa yang orang lain dapat temukan tentang Anda secara online," kata David Emm, peneliti keamanan utama di Lab Kaspersky.
"Penelitian Lab Kaspersky menunjukkan bahwa hampir sepertiga orang yang menggunakan jejaring sosial berbagi posting, check-in dan informasi pribadi lainnya, tidak hanya dengan teman mereka, namun juga setiap orang yang online," tambahnya.
5. Menggunakan wi-fi tanpa berpikir panjang
Kini pengadaan Wi-Fi publik semakin banyak dan itu sangat menggoda agar Anda tetap terhubung dengan Snapchat, Twitter, dan lainnya. Namun, Anda seharusnya tidak membiarkan kehausan akan konektivitas menutup mata tentang apa yang aman dan mana yang tidak.
Masalahnya dengan wi-fi publik adalah orang lain bisa terhubung dengannya sebaik Anda, dan itu membuatnya kurang aman daripada jaringan rumah Anda. Jika Anda benar-benar harus menggunakan wi-fi saat dalam perjalanan, cara teraman untuk online jauh dari rumah adalah berinvestasi dalam paket VPN berkualitas dan membuat rute terenkripsi Anda sendiri ke web.
Jika tidak ingin mengeluarkan biaya dan kerumitan VPN, masih ada tindakan pengamanan yang dapat Anda lakukan. Periksa persyaratan dan ketentuan untuk online, tetap pada layanan yang telah Anda daftarkan daripada mendaftar ke yang baru (di mana mungkin).
Hindari melakukan sesuatu yang penting dengan menggunakan wi-fi publik, seperti urusan perbankan mengecek email. Cari ikon HTTPS sebelum memasukkan informasi sensitif apa pun.
"Publik wi-fi adalah pilihan yang sangat mudah untuk selalu aktif dan merupakan alternatif yang bagus untuk menyimpan data telepon Anda," kata Marty P. Kamden, CMO di NordVPN.
"Namun, wi-fi gratis tidak aman. Peretas dan organisasi berbahaya lainnya selalu mencari celah dalam keamanan yang dapat mereka eksploitasi. Publik wi-fi untuk mereka adalah tambang emas jika Anda tidak menggunakan tindakan perlindungan yang tepat agar data Anda tetap aman," bebernya. [Gizmodo]