Suara.com - Gempa bumi selalu dianggap sebagai misteri. Tak ada yang bisa mengetahui dengan pasti kapan dan di mana gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi dipercaya sebagai pameran kekuatan alam yang mahadahsyat.
Tetapi sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa gempa bumi rupanya tak semisterius itu. Bahkan, gempa bumi yang bisa menelan ribuan korban jiwa, sebenarnya bisa dipicu oleh aktivitas ekonomi manusia.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Seismological Research Letters pada akhir September kemarin, sejumlah peneliti dari Durham University, Inggris menemukan 730 lokasi gempa bumi di dunia yang dipicu oleh aktivitas manusia selama 150 terakhir.
Meski telah lama diketahui bahwa manusia bisa memengaruhi aktivitas seismik, tetapi para peneliti terkejut karena dalam riset mereka ditemukan aktivitas manusia bisa memicu gempa bumi yang kekuatannya hingga 7,9 skala Richter (SR).
Gempa bumi karena sebab alami biasanya terjadi di sepanjang garis patahan, tempat bertemunya dua lempeng tektoknik. Tetapi gempa bumi yang dipicu aktivitas manusia bisa terjadi di daerah yang jauh dari ujung lempeng tektonik.
Salah satu aktivitas ekonomi manusia yang bisa memicu gempa bumi adalah pertambangan. Pengerukkan material dari dalam tanah bisa memicu keruntuhan yang memicu gempa bumi.
Menurut data para peneliti, gempa bumi di sekitar 271 lokasi di dunia disebabkan oleh pertambangan.
Selain pertambangan, pembangunan dam atau bendungan juga bisa memicu gempa bumi. Beberapa kali gempa bumi di 167 lokasi di dunia disebabkan oleh bendungan.
Salah satu contohnya adalah gempa bumi di provinsi Sichuan, Cina pada 2008 silam. Berdasarkan riset para peneliti, gempa bumi 7,9 SR yang menelan korban hingga 80.000 jiwa itu dipicu oleh bendungan Zipingu, yang menampung air berbobot 320 juta ton.
Di Amerika Serikat gempa bumi yang berhubungan dengan aktivitas manusia mayoritas dipicu oleh fracking, sebuah metode penambangan minyak atau gas bumi dengan cara menginjeksikan cairan bertekanan tinggi ke lapisan batuan.
Menurut lembaga survei geologi AS (USGS), fracking bisa memicu aktivitas seismik. Proses ini bisa menyebabkan retakan pada bebatuan dan melumas lempengan yang bertumbukkan.
Di AS sendiri setidaknya ada 77 lokasi fracking yang pernah dilanda gempa bumi. Oklahoma, salah satu daerah di AS yang dulunya jarang mengalami gempa, kini diguncang ratusan gempa kecil setiap tahunnya karena ramainya aktivitas fracking.
Faktor yang terakhir adalah ledakkan nuklir. Ada 22 lokasi di dunia yang beberapa kali diguncang gempa akibat ledakan nuklir.
"Semua pengaruh proyek anthropogenic memaksa adanya perubahan pada kerak bumi. Jadi kita tak seharusnya terkejut jika Bumi memberikan respon dan dalam beberapa kasus, respon yang diberikan berupa gempa bumi," jelas Miles Wilson, ilmuwan dari Durham University, yang menyusun penelitian itu. (National Geographic)
Studi: Aktivitas Manusia Picu Gempa Mematikan
Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 03 Oktober 2017 | 10:41 WIB

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Alat Pendeteksi Gempa dan Tsunami di Sidrap Dicuri, BMKG: Sudah 4 Kali!
15 Februari 2025 | 20:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Tekno | 16:00 WIB
Tekno | 15:39 WIB
Tekno | 14:36 WIB
Tekno | 14:36 WIB
Tekno | 14:30 WIB
Tekno | 14:00 WIB
Tekno | 13:46 WIB