Suara.com - Xiaomi menunjukkan komitmennya mengembangkan pasar di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan kehadiran bos besarnya, Lei Jun, di Indonesia.
Kedatangan CEO Xiaomi ini merupakan kali pertamanya menginjak Tanah Air. Lei Jun memaparkan proses perkembangan pabrikan asal Cina itu, yang sampai meraih berbagai penghargaan di kancah internasional.
"Xiaomi merupakan perusahaan smartphone internet dan retail, sehingga kami harus memiliki kombinasi produk yang baik. Sebagai e-Commerce terbesar ketiga di Cina, saat masuk ke toko kami, orang akan tutup mata dengan harga karena kami menghadirkan berbagai inovasi dengan harga terjangkau," kata Lei Jun dalam acara bertajuk 'The Xiaomi Way of Innovation Sharing' di Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Dia mengungkapkan keberhasilan perusahaannya menyajikan berbagai inovasi terbaru, namun dijual dengan harga yang kompetitif dan jauh dari harga para pesaingnya. Di kesempatan ini, bos besar tersebut mengungkapkan "rahasia" bagaiana perusahaan yang dipimpinnya bisa membuat harga yang kompetitif.
Baca Juga: Xiaomi Mi 7 Didukung Pengisian Nirkabel?
"Bagaimana kami membuat harga kompetitif karena kinerja kami yang tinggi. Para pesaing kami menjual barang dengan harga 2,5 kali dari modal dan pada dasarnya kami tidak sampai 1,1 kali lipat dari modal yang ada," jelasnya.
Dia mencontohkan, "Mi Band" milik pesainnya dibanderol 150 dolar AS atau sekitar Rp2 juta. Tapi, Mi Band yang diklaim tahan air dan memiliki daya tahan baterai mencapai 60 hari, dijual seharga 10 dolarr AS atau kisaran Rp134 ribu.
Lalu, bagaimana membuat harga yang dibawa Xiaomi ini mampu bersaing? Lie Jen "membocorkannya".
"Budget dan profit marketing kami 0!" ucapnya.
Runtutan penetapan harga Xiaomi, dia membeberkan, dimulai dari modal bahan baku, penelitian pengembangan dan marketing.
Baca Juga: Apa Hebatnya Kamera Ganda di Xiaomi Mi A1?
"Karena di marketing 0, maka modal kami fokus di dua langkah pertama. Dengan volume yang besar maka kami bisa memproduksi lebih banyak," ujarnya.