Suara.com - Peramal asal Amerika Serikat, David Meade, membuat prediksi yang menghebohkan dunia pada pekan ini. Ia menyebut planet Bumi akan hancur total alias kiamat pada Sabtu (23/9/2017) hari ini!
Namun, seperti dilansir Mirror.co.uk, Jumat (22/9), profesor ahli geofisika Daniel Rothman, memastikan kiamat tak bakal terjadi hari ini.
Ia mengungkapkan, berdasarkan gejala-gejala kekinian, Bumi justru akan kiamat pada era 2100 mendatang.
Daniel mengatakan, kehancuran total itu disebabkan ulah manusia sendiri bukan karena benda luar angkasa seperti disebut Meade.
Baca Juga: Barcelona Ingin Gaet 'Playmaker' Muda Jerman Goretzka
"Bencana akan datang kepada kita saat samudera tak lagi kuat menampung begitu banyak karbon. Kepunahan massal tak lagi terhindarkan. Kalau kehidupan di laut musnah, maka manusia juga bakal musnah," terang Daniel.
Merujuk data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Daniel mengungkapkan jumlah kandungan karbon di wilayah samudera Bumi kekinian mencapai tahap kritis, yakni 310 gigaton.
Menggunakan jumlah itu sebagai titik awal penghitungan, Daniel mengungkapkan memasuki tahun 2100 nanti jumlah karbon di lautan bakal melebihi ambang batas maksimal.
”Kalau tak diantisipasi sejak saat ini, maka karbon itu bakal memusnahkan kehidupan di laut. Kalau hal itu terjadi, maka manusia dan seluruh penghuni daratan dipastikan juga ikut musnah. Pada masa lalu, situasi semacam ini disebut sebagai kepunahan massal atau kiamat,” jelasnya.
Sebelumnya, seperti dilansir The Washington Post, Senin (18/9), David Meade mengumumkan bahwa Planet Bumi akan kiamat pada 5 hari ke depan! persisnya tanggal 23 September 2017.
Baca Juga: Tiongkok Yakin Kereta Cepat Jakarta-Bandung Selesai Akhir 2019
Melalui rekaman video yang disebar di YouTube, Maede menjelaskan nubuatnya mengenai kiamat itu didasarkan pada kode numerik 33 dalam Alkitab.
"Yesus hidup selama 33 tahun. Elohim, nama Tuhan Yahudi, disebut sebanyak 33 kali dalam Alkitab. Ini bermaknya secara numerologis dan astronomis," tuturnya.
Berdasarkan pengayaan numerologis sekaligus astronomis (meskipun metodologinya tak benar; red), Maede lantas menyimpulkan kiamat bakal terjadi pada 23 September 2017, yakni 33 hari setelah terjadi gerhana Matahari tanggal 21 Agustus lalu.
Ia lantas mengutip amsal-amsal dalam Kitab Wahyu, yang mengiaskan gambaran kiamat pada 23 September. Menurutnya, pada hari yang ditentukan itu, Planet Nibiru bakal menjadi badai dan api untuk menghancurkan Bumi.
Menurutnya, ramalan mengenai Planet Nibiru itu terdapat dalam kiasan KItab Wahyu mengenai perempuan berpakaian Matahari, Bulan di bawah kakinya, serta bermahkotakan 12 bintang.
Perempuan itu, dalam amsal Kitab Wahyu juga digambarkan melahirkan bayi laki-laki yang memerintah semua bangsa dengan tongkat besi dan mengalahkan naga merah berkepala tujuh. Selanjutnya, permpuan itu memunculkan sayap sebelum hilang ditelan Bumi.
”Itu sebagai pertanda Bumi yang kita kenal bakal hancur setelah gerhana Matahari yang pas dengan kode numerikal 33, suatu angka yang sakral. Tapi, setelah itu, akan muncul dunia yang sama sekali baru pada Oktober nanti,” terangnya.
Pengandaian Meade mengani amsal perempuan di Kitab Wahyu itu, sebenarnya telah terbantahkan oleh penjelasan yang lebih rasional dari Gary Ray, penulis Unsealed.
Gary menjelaskan, perempuan yang dimaksud dalam Kitab Wahyu itu adalah rasi bintang Virgo yang selama ini disematkan predikat gender sebagai permpuan.
Rasi bintang Virgo berada dalam sistem tata surya (berpakaian Matahari); berposisi di atas Bulan (bermahkotakan Bulan); dan tepat berada di bawah 9 bintang dan 3 planet (bermahkotakan 12 bintang).
Sementara amsal mengenai perempuan itu akan melairkan bayi laki-laki dikarenakan Planet Jupiter berada di dtengah rasi Virgo, bak bayi di dalam rahim. Planet Jupiter sendiri sejak lama berpredikat gender laki-laki.
Tak hanya dibantah oleh kalangan ilmiah, prediksi Meade juga dibantah pasator sekaligus direktur Wheaton College’s Billy Graham Center, yakni Ed Stetzer.
"Dalam tradisi kekristenan, tak ada keyakinan bersifat numerikal atau numerologis seperti yang disebut Meade,” tuturnya.