Suara.com - Pakar keamanan siber Pratama Persadha menjelaskan bahwa pengamanan kartu debit dan kartu kredit di tanah air masih lemah, sehingga sangat mudah sekali digandakan datanya.
Kekhawatiran yang ia lontarkan, tidak terlepas dari imbauan Bank Indonesia kepada masyarakat agar tidak melakukan penggesekan ganda (double swipe) dalam setiap transaksi nontunai.
Ia menjelaskan, bila kartu debit dan kredit digesek di card reader komputer kasir, data nasabah bukan tidak mungkin akan bocor. Sebab, mesin itu juga dapat membaca sekaligus meng-copy data kartu konsumen.
“Kalau data kita sudah di-copy, bisa dipakai untuk apa saja. Bahkan, data itu bisa di-copy ke kartu kosong," ujarnya dalam keterangan resmi kepada Suara.com, Jumat (8/9/2017).
Baca Juga: Hapus Pesan Scamm di WhatsApp atau Data Pribadi Anda Akan Dicuri
Hasil penggandaan kartu kredit, lanjut Pratama, bisa langsung dipakai. Namun untuk kartu debit, harus menggunakan nomor PIN terlebih dahulu.
"Karena itu, PIN harus benar-benar kita jaga,” jelas chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini.
Ia pun berharap edukasi kepada para nasabah, terkait keutamaan mengamankan data pribadi di kartu debit dan kartu kredit terus digalakkan oleh para pemangku kepentingan.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menegaskan larangan dilakukannya penggesekan ganda. Larangan melakukan penggesekan kartu debit dan ATM selain di mesin EDC tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016
"Jadi kami ingin menegaskan itu peraturan sudah ada, tidak boleh digesek dua kali sampai seperti itu dan jangan diteruskan. Kalau masih ada yang meneruskan itu, segera laporkan," serunya.
Baca Juga: Waspada! Peretas Bisa Curi Data Pribadi Lewat WhatsApp