Suara.com - Facebook mengatakan telah menemukan bukti bahwa sebuah kampanye yang didanai oleh Rusia untuk mempromosikan pesan sosial dan politik yang memecah belah di jaringannya.
Perusahaan tersebut mengatakan dana sebesar 100.000 dolar AS (Rp1 miliaran), dihabiskan untuk sekitar 3.000 iklan selama periode dua tahun, yang berakhir pada bulan Mei 2017. Iklan tersebut tidak mengarahkan pada figur politik tertentu, namun postingannya mencakup topik imigrasi, ras dan persamaan hak.
Facebook mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan penyidik mengenai masalah tersebut.
Iklan tersebut mengarahkan pengguna ke sekitar 470 akun yang menyebarkan informasi palsu atau telah melanggar persyaratan dan ketentuan Facebook.
Baca Juga: Kocak! Ini Alasan Tidak Bisa Blokir Mark Zuckerberg di Facebook
"Iklan dan akun, tampaknya berfokus untuk memperkuat pesan sosial dan politik yang memecah belah di seluruh spektrum ideologis," kata perusahaan tersebut dalam sebuah posting blog yang diterbitkan pada hari Rabu (6/9/2017) waktu setempat.
"Akun yang bersangkutan sekarang telah ditutup," kata petugas keamanan kepala Facebook Alex Stamos.
Kampanye tersebut ditemukan sebagai bagian dari penyelidikan internal Facebook mengenai cara-cara di mana jaringan tersebut mungkin telah disalahgunakan selama kampanye pemilihan presiden AS yang terakhir.
Stamos menjelaskan secara rinci bagaimana kampanye tersebut ditemukan.
"[Kami] mencari iklan yang mungkin berasal dari Rusia, bahkan mereka yang memiliki sinyal koneksi sangat lemah dan tidak terkait dengan usaha terorganisir yang diketahui. Ini adalah penelusuran luas, termasuk, misalnya, iklan yang dibeli dari akun dengan alamat IP AS namun dengan bahasa yang disetel ke Rusia, meskipun tidak melanggar kebijakan atau undang-undang apa pun," bebernya.
Baca Juga: Jangan Klik Pesan Facebook Ini!
Dalam bagian ulasan, dia menambahkan, ditemukan sekitar 50.000 dolar AS atau sekitar Rp667 juta untuk pengeluaran iklan yang berpotensi secara politis terkait dengan sekitar 2.200 iklan. [BBC]