Ini Ilmuwan di Balik Program Senjata Nuklir Korea Utara

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 06 September 2017 | 07:16 WIB
Ini Ilmuwan di Balik Program Senjata Nuklir Korea Utara
Ilmuwan dibalik nuklir Korut. [Mirror]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak pihak bertanya, siapa di balik pembuatan nuklir Korea Utara dengan kekuatan dasyat yang diluncurkan baru-baru ini.

Inilah dua ilmuwan yang berada di garis depan program nuklir Korea Utara. Mereka adalah Ri Hong Sop, kepala Institut Senjata Nuklir Korea Utara, dan Hong Sung Mu, wakil direktur partai pekerja yang berkuasa di departemen industri amunisi Korea.

Kedua lelaki tersebut digambarkan bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjelang uji coba nuklir hari Minggu (3/9/2017) lalu. Mereka berperan penting dalam misi mengerikan tersebut.

Uji coba nuklir keenam lalu merupakan pengembangan bom hidrogen, yang memiliki kekuatan jauh lebih besar daripada bom atom.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Cara Hidupkan Orang Mati?

Foto-foto yang dikeluarkan oleh kantor berita KCNA resmi beberapa jam sebelum tes tersebut, menunjukkan kedua lelaki itu berdiri di samping pemimpin Kim Jong Un saat dia melihat sebuah hulu ledak.

Beberapa pakar kepemimpinan Korea Utara mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari sekelompok ahli senjata di garis depan yang sangat mendukung pemimpin muda tersebut untuk mengembangkan rudal balistik antar benua (ICBM), yang dapat membawa senjata nuklir ke AS.

Dibandingkan dengan ayahnya Kim Jong Il dan kakek Kim Il Sung, yang memilih kelompok kerja kecil dan manajer menengah untuk menangani program senjata, pemimpin berusia 33 tahun itu secara lebih pribadi melibatkan para ilmuwan ini.

Dia rupanya sering tampil bersama mereka di acara kenegaraan, tes senjata dan inspeksi lapangan.

Tampaknya, Hong mempelopori program pengembangan nuklir sebagai pejabat senior partai.

Baca Juga: Gokil, Ilmuwan Ciptakan Bubuk Ajaib Ini untuk Baterai

"Ri bertanggung jawab atas tes nuklir seperti bom hidrogen di tingkat kerja," kata Yang Moo-jin, profesor di Universitas Korea Utara di Seoul, yang memantau hirarki dan kepemimpinan negara tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI