Dia menambahkan, Plimpton 322 adalah alat ampuh yang bisa digunakan untuk mensurvei bidang atau membuat perhitungan arsitektural untuk membangun istana, kuil atau langkah piramida.
Studi baru yang dilakukan Mansfield dan rekan UNSW, Associate Professor Norman Wildberger, diterbitkan dalam jurnal Historia Mathematica.
Tabel trigonometri memungkinkan orang untuk menggunakan satu rasio yang diketahui dari sisi segitiga siku kanan untuk menentukan dua rasio tak diketahui lainnya.
Astronom Yunani Hipparchus telah lama dianggap sebagai bapak trigonometri, dengan tabel akordnya, di sebuah lingkaran dianggap sebagai tabel trigonometri tertua.
Baca Juga: Penemuan Kain Kafan Turin Diduga Milik Yesus
Tapi Dr Wildberger berkata Plimpton 322 mendahului Hipparchus lebih dari 1.000 tahun.
"Ini membuka kemungkinan baru tidak hanya untuk penelitian matematika modern, tapi juga untuk pendidikan matematika," ucapnya.
Menurut dia, dengan Plimpton 322 bisa melihat trigonometri yang lebih sederhana dan lebih akurat, yang memiliki kelebihan yang jelas dibandingkan kemampuan kita sendiri.
Dia mengatakan, 15 baris pada tablet tersebut menggambarkan urutan 15 segitiga sudut kanan, yang terus menurun dalam kemiringan.
Tablet yang diperkirakan berasal dari kota kuno Sumni, Larsa, telah berusia antara 1822 hingga 1762 SM. Sekarang ada di Perpustakaan Langka dan Perpustakaan Naskah di Universitas Columbia di New York. [Mirror]
Baca Juga: Uap Air Terdeteksi di Bulan Yupiter, Buka Peluang Penemuan Alien