Suara.com - Kebanyakan dari kita menyimpan ketakutan mendalam tentang robot cerdas buatan yang dapat "melenyapkan" peradaban manusia. Ketakutan itu ditambah dengan kemungkinan hacker (peretas) mengubah robot imut menjadi psychopath.
Sebuah video berdurasi kurang dari 1 menit, dirilis perusahaan keamanan cyber IOActive, memulai UBTech Alpha 1S, robot humanoid yang dapat diprogram yang dapat bermain sepak bola, menyanyikan lagu dan menari, dan dirancang untuk digunakan bersama seluruh keluarga.
Robot Alpha 1S awalnya membantu seorang lelaki memperbaiki wastafel dapur dengan membaca instruksi dari web dan memberinya obeng. Tidak lama kemudia, video tersebut menunjukkan hacker mengunggah file komputer yang disebut Chucky.ubx ke robot melalui Bluetooth.
Sikap robot itu spontan berubah. Matanya mulai berkedip merah dan itu mulai tertawa dengan suara menakutkan eperti seorang maniak dan menusukkan secara liar obeng, mencongkel irisan dari tomat di depannya.
Baca Juga: Robot Bakal "Berkuasa", Kehidupan Manusia Berakhir pada 2045?
Video ini dirancang untuk menyoroti, kemudahan robot "rumahan" semacam ini dapat diretas untuk memata-matai pengguna atau bisa menimbulkan kerusakan fisik.
Menurut Lucas Apa, konsultan utama keamanan di IOActive, kerentanan yang ditemukan timnya di robot UBTech Alpha 1S dapat dimanfaatkan oleh hacker yang relatif tidak canggih.
Kekhawatiran yang timbul adalah orang terus menganggap perangkat ini sebagai tipu muslihat dan mainan, bukan perangkat berbahaya yang bisa digunakan untuk memata-matai orang yang mereka cintai atau bahkan menyakiti mereka.
"Mereka bukan hanya mainan, komputer mereka semakin mumpuni dengan lengan, kaki, atau roda yang hanya akan semakin besar, lebih kuat, lebih cepat dengan setiap generasi baru," katanya.
Dia menambahkan bahwa banyak robot domestik memiliki mikrofon dan kamera built-in yang jika diretas, dapat mulai membocorkan informasi sensitif, termasuk video anak-anak.
Baca Juga: Robot Menggemaskan Ini Anggota Baru Kru Stasiun Luar Angkasa
Berita tersebut muncul setelah sekelompok robotika dan pemimpin intelijen buatan, menulis sebuah surat terbuka kepada Konvensi PBB tentang Senjata Konvensional, yang memperingatkan tentang "robot pembunuh".