Suara.com - Dalam upaya untuk membuat baterai yang lebih aman untuk perangkat pakar (wearable) dan perangkat kesehatan, para ilmuwan di Universitas Fudan, Cina, telah berhasil mengembangkn sebuah baterai yang sangat lentur dan terbuat dari air garam.
Seperti dipublikasikan dalam jurnal sains Chem baru-baru ini, baterai jenis baru itu bisa 50 kali dilipat dan alih-alih menggunakan material beracun, justru memanfaatkan cairan yang ramah manusia seperti air garam dan larutan rehidrasi level IV.
Cairan seperti tidak akan membahayakan tubuh manusia jika digunakan untuk alat-alat kesehatan yang dipasang di dalam tubuh manusia semisal alat pacu jantung. Jika baterai itu bocor, cairan-cairan tersebut tak akan membahayakan organ tubuh kita.
Baterai itu bekerja dengan cara menyimpan energi listrik sebagai energi kimia. Baterai ini punya tiga komponen utama, yakni dua elektroda logam yang mengalirkan listrik (kutub positif dan negatif) dan pasta elektrolit yang berada di antara keduanya.
Ketika bekerja, ion-ion akan melepas elektronnya dan mengalir di dalam pasta elektrolit dari satu elektroda ke elektroda lainnya.
Pada baterai-baterai yang tersedia di pasaran saat ini, larutan elektrolit biasanya terbuat dari asam kuat atau racun kimia lainnya. Larutan-larutan ini sangat korosif, mudah terbakar, dan beracun, sehingga sangat berbahaya jika masuk dalam tubuh.
Baterai yang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan di Universitas Fudan sendiri ada dua bentuk. Pertama bentuknya mirip pita, yang terdiri dari dua lapis elektroda tipis dan mengapit pasta elektrolit di dalamnya.
Baterai kedua, yang sangat mirip dua helai benang kecil, terbuat dari karbon nanotuba atau pipa karbon berukuran nano. Kedua benang ini dimasukkan dalam sebuah pipa kecil yang berisi larutan elektrolit. Rencananya baterai mirip benang ini akan bisa dimanfaatkan untuk membuat sejenis perangkat pakai berbentuk kain atau baju.
Larutan yang dikembangkan para peneliti untuk dijadikan elektrolit memang beragam, tetapi yang berfungsi sangat baik adalah sodium sulfat, yang sering digunakan sebagai pencahar dan larutan saline, yang tak lain adalah air garam.
Cairan yang disebut terakhir ini rupanya banyak ditemukan dalam tubuh manusia dan sehari-hari terdapat pada darah, keringat, air mata, dan bahkan air kencing.
Alhasil para peneliti pun memperingatkan agar kita mulai mempertimbangkan untuk tidak sembarangan membuang air kecil, karena di masa depan cairan-cairan ini mungkin akan sangat berharga. (The Verge)
Garam dalam Keringat dan Air Mata Bisa Tenagai Baterai Jenis Baru
Minggu, 13 Agustus 2017 | 15:36 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Charging Baterai Motor Listrik di Bawah 20 Persen? Stop, Ini Alasannya
24 November 2024 | 14:00 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI