Penjahat Serangan Siber Ini Akui Data dari Perbankan "Bermanfaat"

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 05 Agustus 2017 | 19:27 WIB
Penjahat Serangan Siber Ini Akui Data dari Perbankan "Bermanfaat"
pelaku serangan siber, Marcus Hutchins. [Metro]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan siber di NHS beberapa waktu lalu mulai terjabarkan. Dari kesaksian tersangka di pengadilan terungkap, pelaku serangan siber menciptakan sebuah kode dengan mengumpulkan rincian data-data dari perbankan.

Menurut pengacaranya, Marcus Hutchins, dari Ilfracombe, Devon, juga mengisyaratkan bahwa dia menjual kode tersebut namun dia berencana untuk mengaku tidak bersalah atas enam tuduhan menciptakan dan mendistribusikan malware Kronos.

Lelaki berusia 23 tahun, yang menemukan 'kill-switch', mendapatkan hasil uang tebusan WannaCry yang melumpuhkan NHS dan menyebar ke-150 negara pada bulan Mei lalu. Dia pun membayar jaminan sebesar 30.000 dolar AS atau sekitar Rp399 juta dengan syarat dia tidak dapat meninggalkan negara tersebut.

Jaksa Penuntut Umum, Dan Cowhig, memberikan bukti terperinci mengenai Hutchins, yang mencakup dugaan pengakuan selama wawancara polisi.

Baca Juga: Waspada! Empat Serangan Siber Ini Diprediksi Kian Meningkat

"Dia mengakui bahwa dia adalah penulis kode malware Kronos dan mengindikasikan bahwa dia menjualnya," kata Cowhig.

Dia mengatakan bahwa peneliti tersebut juga dikenal sebagai MalwareTech dan rekan terdakwa yang tidak disebutkan namanya, yang masih buron, terjebak dalam operasi menyamar membawa kode tersebut. Jaksa mengklaim, perangkat lunak tersebut dijual seharga 2.000 dolar atau kisaran Rp26 juta dalam mata uang digital pada bulan Juni 2015.

Bukti lainnya berasal dari chat log, dimana dia mengeluh kepada terdakwa bahwa dia tidak menerima ongkos kirim dari uang tersebut. Setelah persidangan, pengacara Hutchins, Adrian Lobo, membantah bahwa dia adalah pembuatnya dan mengatakan bahwa dia akan mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan tersebut, yang terjadi antara bulan Juli 2014 dan Juli 2015.

"Dia telah mengabdikan hidupnya untuk meneliti malware, tidak mencoba menyakiti orang lain. Gunakan internet untuk kebaikan adalah apa yang telah dia lakukan. Dia benar-benar terkejut, ini bukan sesuatu yang dia perkirakan. Dia datang ke sini untuk sebuah konferensi yang berhubungan dengan pekerjaan dan dia benar-benar mengantisipasi untuk kembali ke rumah dan tidak memiliki alasan untuk takut datang atau pergi dari Amerika Serikat," beber Lobo.

Hakim distrik Nancy Koppe memerintahkan pembebasannya dengan jaminan, mengingat Hutchins
tidak memiliki sejarah kriminal. Kini dia tidak bisa mengakses internet, terus terpantau dengan GPS dan hanya boleh tinggal di Clark County, Nevada. [Metro]

Baca Juga: Korut 'Dalang' di Balik Serangan Siber Global?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI