Separuh Atom dalam Tubuh Kita Tak Berasal Galaksi Bima Sakti

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 27 Juli 2017 | 18:04 WIB
Separuh Atom dalam Tubuh Kita Tak Berasal Galaksi Bima Sakti
Galaksi Bima Sakti. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir separuh dari atom-atom yang menyusun tubuh kita, manusia, diduga berasal dari luar Galaksi Bima Sakti, galaksi tempat tata surya kita berada. Atom-atom ini diduga dibawa ke tata surya kita oleh angin antargalaksi yang dipicu oleh ledakan bintang-bintang raksasa.

Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian dari sejumlah astronom di Illinois, Amerika Serikat setelah mereka menjalankan sebuah simulasi komputer, untuk mencari tahu bagaimana sebuah galaksi bisa terus berkembang dengan cara menyerap material-material yang terhempas dari galaksi di sekitarnya ketika bintang-bintang di dalam galaksi-galaksi tersebut meledak.

Ledakan bintang atau supernova diketahui bisa melesatkan triliunan ton atom ke ruang antariksa dalam kecepatan tinggi dan kekuatan besar, yang bahkan bisa mengalahkan kekuatan gravitasi galaksi induknya, dan kemudian masuk ke galaksi tetangga. Atom-atom itu biasanya berupa awan raksasa yang melesat dengan kecepatan ratusan kilometer per detik.

Telah lama para astronom mengetahui bahwa elemen-elemen dari sebuah bintang bisa berpindah dari satu galaksi ke galaksi lainnya, tetapi penelitian terbaru ini adalah yang pertama yang mengungkapkan bahwa hampir separuh material di Galaksi Bima Sakti kemungkinan berasal dari galaksi-galaksi tetangga yang berukuran lebih kecil.

Elemen ringan seperti hidrogen dan helium biasanya akan membentuk bintang-bintang baru, sementara elemen yang lebih berat biasanya akan menjadi komet, asteroid, planet, dan membentuk kehidupan itu sendiri.

"Sains sangat bermanfaat agar kita mengetahui posisi kita dalam alam semesta," kata Daniel Angles-Alcazar, astronom dari Northwestern University di Evanston, Illinois, AS yang memimpin penelitian itu.

"Dari beberapa sudut pandang, kita sebenarnya adalah pendatang atau imigran dari galaksi lain," imbuh Angles-Alcazar yang penelitiannya diterbitkan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.

Dalam penelitiannya Angles-Alcazar dkk menjalankan sebuah simulasi pada sebuah komputer super untuk mencari tahu apa yang terjadi ketika galaksi-galaksi berkembang selama selama miliaran tahun.

Dari simulasi itu mereka mengetahui bahwa ketika bintang-bintang meledak di galaksi yang lebih kecil, ledakan itu akan melontarkan awan berisi element-elemen ke galaksi tetangga. Galaksi Bima Sakti sendiri diperkirakan menyerap material yang setara dengan satu matahari setiap tahunnya.

"Yang mengejutkan adalah bahwa angin galaksi membawa lebih banyak material dari yang kita kira sebelumnya," jelas Angles-Alcazar.

Simulasi itu juga menunjukkan bahwa elemen yang dibawa oleh angin antargalaksi bisa menempuh perjalanan selama sejuta tahun cahaya sebelum berdiam di sebuah galaksi baru.

Sebelumnya para ilmuwan mengira bahwa galaksi-galaksi ada dan berkembang karena menyerap material yang dihasilkan oleh Big Bang atau ledakan akbar yang diyakini sebagai asal-muasal alam semesta. (The Guardian)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI