Suara.com - Agen-agen badan intelijen Rusia telah menggunakan media sosial Facebook untuk memata-matai kampanye Presiden Emmanuel Macron dalam pemilihan umum Prancis pada awal tahun ini, demikian diwartakan Reuters, Kamis (27/7/2017) mengutip seorang anggota kongres Amerika Serikat dan dua sumber lain yang mengatahui upaya Rusia tersebut.
Sekitar 20an akun Facebook dibuat oleh badan intelijen Rusia untuk memata-matai para pemimpin dalam tim kampanye Macron dan orang-orang dekat Macron dalam kampanye pemilihan presiden melawan politikus sayap kanan, Marine Le Pen.
Macron sendiri keluar sebagai pemenang dalam pemilihan umum yang berlangsung dua putaran dan berakhir pada Mei itu.
Facebook sendiri pada April lalu mengumumkan telah menutup sekitar 30.000 akun palsu yang giat menyebarkan informasi-informasi palsu terkait pemilu Prancis. Tetapi informasi spesifik tentang upaya Rusia untuk menyusup ke dalam jejaring media sosial kampanye Macron belum pernah diungkap ke publik.
Rusia berkali-kali membantah meretas serta membocorkan dokumen-dokumen sensitif untuk menggangu pemilu Prancis.
Tetapi intelijen Amerika Serikat pada Mei lalu mengungkapkan bahwa ada sekelompok peretas yang terkait dengan pemerintah Rusia yang berusaha ikut campur dalam pemilu tersebut, meski belum ada bukti bahwa upaya itu diperintahkan langsung oleh Kremlin.
Reuters sendiri telah mendapat konfirmasi dari Facebook bahwa media sosial itu telah mendeteksi beberapa akun yang bekerja sebagai mata-mata di Prancis dan akun-akun itu telah ditutup.
Facebook juga telah membebeberkan informasi itu kepada anggota-anggota komite kongres atau dewan perwakilan rakyat AS. Pihak yang terlibat dalam pertemuan itu juga mengungkapkan bahwa jumlah akun Facebook di Prancis yang ditutup karena menyebarkan propaganda palsu terkait pemilu kini sudah naik menjadi 70.000 akun.
Menyamar Menjadi Teman dari Teman
Para agen Rusia itu bergerak di Facebook dengan berpura-pura menjadi teman dari teman orang-orang dekat Macron. Upaya itu dilakukan untuk mencari informasi pribadi dari orang-orang tersebut.
Facebook berhasil mengetahui kerja mata-mata Rusia itu sejak putaran pertama pemilu Prancis. Mereka bisa dilacak setelah Facebook berhasil mengenali peranti lunak yang digunakan oleh para mata-mata itu, yang ternyata sama dengan peranti yang digunakan untuk meretas sistem komputer Komite Nasional Partai Demokrat dalam pemilu AS 2016.
Peranti lunak yang dalam industri keamanan siber dikenal sebagai "Fancy Bear" atau "APT 28" digunakan oleh GRU, sebuah unit intelijen militer Rusia, untuk meretas dan mencuri email-email kampanye Partai Demokrat ketika berusaha memenangkan Hillary Clinton dalam pertarungan melawan jago Partai Republik, Donald Trump.
Meski demikian Facebook mengatakan pihaknya tidak yakin Rusia berhasil mengelabui target-targetnya untuk mengunduh program jahat yang bisa dimanfaatkan untuk menyusup ke sistem komputer tim kampanye Macron.
Akan tetapi diketahui bahwa sejumlah akun email dari tim kampanye Macron berhasil diretas dan isi email-email itu diumbar di internet pada hari-hari terakhir jelang pemungutan suara pemilu Prancis.
Mounir Mahjoubi, direktur kampanye digital En Marche, gerakan politik Macron, yang kini menjabat sebagai menteri junior bidang digital di Prancis, pada Mei lalu mengakui bahwa sejumlah pakar keamanan Prancis menuding GRU di balik kebocoran email-email tersebut. Meski demikian tidak ada bukti yang mengarah ke sana.
Baik Mahjoubi dan En Marche tak mau berkomentar lagi soal temuan terbaru Facebook ini.
Intel Rusia Gunakan Facebook untuk Pengaruhi Hasil Pemilu Prancis
Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 27 Juli 2017 | 16:14 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Presiden Prancis Puji Keberanian Gisele Pelicot, Perempuan yang Diperkosa Massal Suaminya dengan Puluhan Pria
21 Desember 2024 | 04:05 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI