Ada Gadis Cantik Saudi di Balik Emoji Perempuan Berjilbab Apple

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 19 Juli 2017 | 20:21 WIB
Ada Gadis Cantik Saudi di Balik Emoji Perempuan Berjilbab Apple
Rayouf Alhumedhi (kanan), gadis 16 tahun yang mencetuskan ide tentang emoji perempuan berjilbab dan hasil karyanya yang akan mulai digunakan pada perangkat-perangkat Apple. [Apple/hijabemoji.org/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apple pada awal pekan ini memperkenalkan serangkaian emoji baru. Salah satu di antara emoji baru itu adalah karakter seorang perempuan berjilbab, yang diharapkan bisa dimanfaatkan oleh para muslimah untuk mengekspresikan dirinya.

"Emoji-emoji ini diharapkan bisa memudahkan pengguna mengekspresikan diri secara lebih beragam," bunyi pernyataan Apple.

Tetapi di balik emoji perempuan berjilbab ini ternyata ada cerita menarik tentang pencetusnya. Adalah Rayouf Alhumedhi, seorang gadis 16 tahun asal Arab Saudi yang pertama kali mengusulkan emoji khas muslimah ini.

Seperti diwartakan CNN, Selasa (18/7/2017), Alhumedhi yang kini menetap di Wina, Austria pertama kali menawarkan idenya itu pada 2016 lalu ke The Unicode Consortium, sebuah perusahaan nirlaba yang mengatur standardisasi konten-konten baru, termasuk emoji, dalam sistem unicode.

"Saya senang melihat emoji (perempuan berjilbab) itu," kata Alhumedhi yang pertama kali melihat emoji itu pada Senin malam.

Alhumedhi, yang juga mengenakan jilbab, pertama kali menemukan ide tentang emoji perempuan berjilbab di dalam kamarnya di Berlin, Jerman. Ia dan keluarganya tinggal di Jerman selama lima tahun setelah hijrah dari Arab Saudi.

"Saya dan sahabat-sahabat saya memiliki sebuah grup di WhatsApp," cerita Alhumedhi kepada CNN dalam sebuah wawancara pada tahun lalu, "Dalam grup itu saya tak memiliki satu pun emoji yang bisa mewakili diri saya sendiri."

"Fakta bahwa tidak satu pun emoji yang bisa mewakili saya dan jutaan perempuan berjilbab di seluruh dunia membuat saya risau," kenang dia.

"Saya awalnya tak memiliki gambaran bagaimana idealnya emoji itu, tetapi saya ingin agar jika akhirnya dibuat emoji itu tersedia dalam pilihan warna kulit beragam, mewakili jutaan perempuan dari latar belakang beragam yang memang mengenakan jilbab," jelas Alhumedhi.

Ia lalu menyusun sebuah proposal dalam laptop pribadinya dan mengirimnya ke Unicode.

"Saya menyusun proposal itu dengan cepat. Saya tak tahu bahwa hal itu punya dampak yang besar," kata dia pada Selasa kemarin.

Tak disangka usulannya itu langsung ditanggapi oleh Uncode. Jennifer Lee, seorang anggota subkomite emoji di Unicode kemudian mengenalkan Alhumedhi dengan Aphee Messer. Keduanya kemudian bersama-sama merancang emoji perempuan berjilbab tersebut.

Sayangnya emoji perempuan berjilbab itu sejak awal telah mendapat tanggapan negatif.

Sebagian pengkritik menilai jilbab adalah simbol pengekangan terhadap hak-hak perempuan dan karenanya tak pantas dijadikan emoji. Di sisi lain ada yang mengatakan bahwa mengenakan jilbab adalah hak mereka yang mengenakannya dan bagian dari ekspresi diri.

Alhumedhi sendiri sadar bahwa emoji yang berawal dari idenya itu akan mendapatkan tanggapan beragam dari publik.

"Tentu ia akan memicu kontroversi. Sebagian orang akan berusaha membuat lelucon dengannya, menggunakannya untuk tujuan negatif. Tetapi secara umum menurut saya komunitas muslim akan menerima manfaat dari emoji itu," jelas dia.

"Lagi pula itu hanya sebuah emoji, bukan faktor penentu. Setidaknya ia bisa membuat orang bahagia," kata gadis itu.

Alhumedhi kemudian berharap bahwa emoji perempuan berjilbab itu bisa membantu mempromosikan toleransi antara manusia di tengah era yang penuh kebencian ini.

Ia berharap ketika karakter perempuan berjilbab "sudah muncul dalam ponsel, maka publik akan mulai menyadari bahwa kami adalah manusia normal yang memiliki rutinitas seperti orang-orang pada umumnya."

"Saya ingin diwakili, sesederhana itu. Saya hanya ingin memiliki emoji yang mewakili diri saya," tegas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI