Suara.com - Spesifikasi sudah jadi faktor penentu ketika akan membeli telepon seluler pintar baru. Sering kali calon pembeli bertanya tentang prosesor, kamera, dan yang juga paling sering diperhatikan adalah kapasitas RAM atau Random Access Memory.
"RAM-nya berapa?" demikian pertanyaan yang sering terdengar ketika sedang membahas tentang sebuah ponsel baru.
Banyak calon pembeli yakin, semakin besar kapasitas RAM maka semakin cepat kinerja sebuah ponsel pintar. Tetapi apakah benar demikian? Jika benar, mengapa iPhone, salah satu ponsel terbaik saat ini, justru sering menggunakan RAM berkapasitas lebih kecil dari para pesaingnya?
Anda juga penasaran? Mari simak penjelasan soal fakta dan mitos tentang RAM dari sejumlah pakar yang dihimpun oleh Digital Trends berikut:
Apa sih fungsi RAM?
Menurut Vishal Kara, wakil presiden bidang produk dari Piriform, perusahaan yang memproduksi aplikasi CCleaner untuk sistem operasi Android, RAM berfungsi memastikan sebuah ponsel bisa menjalankan lebih dari satu aplikasi sekaligus.
Ketika kita menginstal aplikasi dalam memori internal ponsel (ROM), prosesor (Central Processing Unit/CPU dan Graphics Processing Unit/GPU) akan bertugas untuk memproses aplikasi-aplikasi itu, dan RAM bertugas untuk memastikan aplikasi-aplikasi itu bisa berjalan sekaligus.
"Ponsel butuh akses memori instan untuk pekerjaan multitasking, ini tugas RAM," jelas Kara.
Misalnya ketika kita membuka sebuah game, lalu meninggalkannya untuk membuka aplikasi-aplikasi lain, dan ketika kembali ke game tersebut, ia masih beroperasi seperti ketika terakhir kali ditinggalkan - tidak berhenti beroperasi dan kita tak harus membukanya dari awal lagi. Inilah pekerjaan RAM.
RAM juga bisa membuat aplikasi berjalan di balik layar (background processing), contohnya ketika aplikasi email kita masih bisa menerima surat elektronik meski saat tidak dinyalakan.
Semakin besar RAM semakin Cepat Kinerja Ponsel?
Ponsel Android pertama di dunia, T-Mobile G1 atau HTC Dream, memiliki RAM berkapasitas 192MB. Sementara iPhone pertama disokong RAM 128MB.
Tetapi dalam satu dekade terakhir, kapasitas RAM ponsel pintar semakin gemuk. OnePlus 5, misalnya, baru-baru ini diluncurkan dengan sokongan RAM 8GB.
"Dengan RAM 8GB, OnePlus 5 bisa menjalankan lebih banyak aplikasi di balik layar dan mengoperasikan multitasking dengan lebih cepat," kata Laura Watss, manajer komunikasi OnePlus untuk wilayah Eropa.
Lompatan OnePlus 5 bisa dibilang dramatis, karena sebagian besar ponsel premium saat ini masih menggunakan RAM berkapasitas 4GB.
"Secara umum, semakin besar RAM maka semakin bagus kinerja sebuah ponsel," jelas John Poole dari Primate Labs, perusahaan yang memproduksi peranti benchmarking Geekbench 4 untuk sistem iOS dan Android.
"Tetapi apakah itu benar-benar perlu?" ujar Poole skeptis.
Memang menurut temuan App Annie, sebuah perusahaan penyedia data analisis aplikasi mobile yang berbasis di California, AS, satu pengguna ponsel rata-rata menjalankan hanya 9 aplikasi per hari dan sekitar 30 aplikasi berbeda setiap bulan.
Tetapi Poole juga mengingatkan bahwa aplikasi-aplikasi terbaru kini memiliki ukuran semakin besar dan rumit. Kamera-kamera ponsel mutakhir juga mampu mengambil gambar berukuran lebih besar dan berdurasi lebih panjang, demikian juga layar ponsel semakin besar.
Alhasil, ia mengakui, RAM yang diperlukan untuk semua pekerjaan itu memang harus lebih besar. Tetapi 8GB, bagi Poole, masih tergolong berlebihan.
"Bagi ponsel pintar, 4GB sebenarnya sudah cukup," ujar Poole, "Menurut saya, beberapa vendor kini sedang terlibat dalam perang spesifikasi dan mereka menganggap jumlah RAM adalah salah satu spesifikasi yang sangat diperhatikan oleh konsumen."
Tapi, apa ruginya memiliki RAM gemuk?
"Semakin besar RAM sebuah ponsel, semakin besar daya yang dikonsumsi dan karenanya semakin cepat baterai kita habis," terang Poole.
Ia mengatakan bahwa energi listrik yang dikonsumsi RAM tidak tergantung pada seberapa banyak aplikasi yang sedang dijalankan di dalamnya. RAM akan menguras daya sesuai dengan kapasitas terpasangnya.
Anomali Apple
Ketika ponsel-ponsel Android sudah menggunakan RAM berkapasitas 4GB, 6Gb, bahkan 8GB, iPhone masih setia dengan RAM berkapasitas kecil. Lihat saja iPhone 7 yang bekerja apik dengan RAM 2GB, meski iPhone 7 Plus sudah disokong oleh RAM 3GB.
Lalu apa resep rahasia Apple?
Menurut Digital Trends, sistem operasi iOS adalah kunci keberhasilan iPhone. Manajemen memori iOS disebut lebih baik dari Android, sistem operasi besutan Google. Android sangat mengandalkan sistem yang disebut "garbage collection", sementara iOS menggunakan pendekatan "reference counting".
Singkat kata, sistem "garbage collection" membutuhkan lebih banyak memori agar bisa beroperasi dengan optimal, dan manajemen memori pada sistem operasi adalah salah satu faktor yang menentukan cara kerja RAM.
Satu pertanyaan lagi, apakah membersihkan RAM benar-benar manjur untuk meningkatkan kinerja ponsel?
Menurut Kara, banyak pengguna ponsel yang percaya bahwa menutup aplikasi yang tak digunakan akan membuat RAM lebih lega dan bisa membuat kinerja ponsel semakin cepat. Ia mengaku bahwa keyakinan itu masuk akal, tetapi tak berarti benar.
"Dewasa ini, dengan semakin besarnya kapasitas memori, persepsi bahwa semakin lega RAM semakin bagus kinerja ponsel adalah pemahaman yang salah. Faktanya, justru sebaliknya," tegas Kara.
Menutup aplikasi-aplikasi yang tak digunakan demi mengosongkan RAM, jelas Kara, tak akan membuat ponsel bekerja lebih cepat dan malah akan membuat baterai lebih cepat terkuras.
"Proses memindahkan sebuah aplikasi dari memori internal ke RAM membutuhkan banyak energi, yang pada akhirnya lebih cepat menguras baterai," jelas Kara.