Suara.com - Jika kiamat akhirnya tiba dan sebagian besar spesies di Bumi akhirnya punah dan bahkan Matahari mulai kehilangan sinarnya, diperkirakan hanya akan ada satu binatang yang masih bertahan hidup di planet biru tercinta ini: beruang air.
Dikenal juga dengan nama tardigrada, mahluk berkaki delapan tanpa tulang belakang ini, memang sangat liat. Ia dijuluki sebagai binatang paling tangguh di seluruh muka Bumi.
Tardigrada diketahui bisa hidup di dalam air mendidih dan di kondisi suhu nyaris 0 derajat Celcius. Dalam beberapa eksperimen, binatang itu juga mampu bertahan dari tekanan tinggi di laut dalam dan bahkan hidup tanpa air selama puluhan tahun.
Salah satu yang paling fenomenal adalah ketika pada 2014 para ilmuwan Jepang mencairkan kembali beberapa ekor tardigrada yang dibekukan selama 30 tahun. Yang pertama kali mereka lakukan setelah lolos dari es adalah bereproduksi!
Lalu apa kira-kira yang bisa membunuh binatang super tangguh ini?
Pertanyaan di atas coba dijawab oleh sebuah penelitian terbaru para ilmuwan di Universitas Oxford, Inggris, yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports.
Pertanyaan ini penting karena, menurut para ilmuwan, jika ada ancaman yang bisa membunuh tardigrada maka ancaman itu diduga akan menyapu seluruh kehidupan (yang lebih lemah dari tardigrada) di muka Bumi.
"Kita tak tahu bagaimana kehidupan bermula di sebuah planet, tetapi kita tahu bahwa Bumi telah mengalami beberapa kali kepunahan massal. Jadi kami ingin tahu, apakah ada faktor-faktor astrofisika yang bisa benar-benar menghapus semua kehidupan dari muka Bumi," kata David Sloan salah satu ilmuwan yang melakukan penelitian itu.
Dalam riset itu Sloan dkk mengajukan tiga faktor yang diduga bisa memusnahkan tardigrada dari muka bumi.
Asteroid
Pertama adalah asteroid. Hantaman asteroid diketahui menjadi salah satu faktor dalam empat dari lima kepunahan massal yang pernah terjadi di Bumi, termasuk ketika dinosaurus punah bersama 75 persen spesies di Bumi sekitar 66 juta tahun silam.
Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi antariksa yang telah maju, para astronom telah bisa mendeteksi asteroid mana saja yang berpotensi menabrak Bumi. Dan sejauh ini belum diketahui adanya asteroid yang pola lintasannya bertabrakan dengan jalur orbit Bumi.
Tetapi jika pun terjadi benturan antara Bumi dengan asteroid raksasa, maka akan diperkirakan akan terjadi musim dingin berkepanjangan di Bumi. Cahaya mentari akan pudar tertutup debu dan suhu bumi akan turun.
Situasi ini akan mematikan bagi sebagian besar mahluk hidup di permukaan Bumi, tetapi tidak bagi tardigrada.
"Tardigrada bisa hidup di sekitar lubang vulkanik di dasar laut dan itu artinya mereka bisa bertahan ketika peristiwa seperti ini (benturan dengan asteroid) terjadi," kata Sloan.
Supernova
Ledakan bintang, yang dikenal sebagai supernova, bisa melontarkan puing-puing dan melepaskan radiasi berbahaya dalam kecepatan tinggi. Tetapi agar bisa membuat lautan di Bumi mendidih, sebuah supernova harus terjadi pada jarak minimal 0,14 tahun cahaya dari Bumi.
Untungnya bintang terdekat dari tata surya kita adalah Proxima-Centauri, yang jaraknya sekitar 4 tahun cahaya dari Bumi.
Tetapi bagaimana jika, sekali lagi jika, terjadi supernova dalam jarak yang dekat dengan Bumi, selamatkah tardigrada?
Radiasi dari supernova mungkin akan menyapu bersih lapisan ozon Bumi, menghanguskan semua kehidupan di daratan, dan melenyapkan atmosfer kaya oksigen di planet kita.
Tapi dalam kondisi seekstrem itu pun tardigrada masih akan hidup. Agar tardigrada bisa punah bersama semua spesies di Bumi, maka lautan di Bumi harus menguap lepas ke luar angkasa.
"Bahkan jika atmosfer benar-benar tergerus, mahluk-mahluk yang hidup di dasar lautan tak akan merasakan pengaruhnya," tulis para peneliti.
Lalu berapa energi yang dibutuhkan agar lautan di Bumi menguap dan lenyap? Jawabannya: 560.000.000.000.000.000.000.000.000 Joule. Satu Joule setara dengan jumlah energi yang diperlukan untuk menghasilkan daya 1 watt selama 1 detik.
Manusia sendiri, dengan teknologi yang ada saat ini, butuh waktu 1 juta tahun untuk menghasilkan energi sebesar 560 septilon joule, demikian jelas para peneliti.
Terpaan Sinar Gama
Sinar gama jauh lebih kuat dari supernova, tetapi juga lebih misterius. Sejauh ini para astronom hanya melihat sinar gama di galaksi lain dan tak mengetahui bagaimana ia tercipta.
Agar Bumi bisa benar-benar hancur, sebuah sinar gama harus berhulu dari tempat yang berjarak minimal 42 tahun cahaya dari bumi, masih dalam Galaksi Bima Sakti.
Kabar baiknya, belum ada sinar gama yang terpantau dalam galaksi kita dan karenanya risiko Bumi terpapar semburan sinar gama sangat kecil.
Kematian Matahari
Pada akhirnya, para ilmuwan menjelaskan, bahwa hanya kematian matahari yang bisa melenyapkan tardigrada bersama seluruh spesies di Bumi.
"Sepertinya kehidupan, ketika telah berkembang, sangat sukar dimusnahkan total. Sejumlah besar spesies mungkin akan punah, tetapi kehidupan akan tetap ada," jelas Sloan.
Hasil penelitian ini, jelas para peneliti, juga memberikan kabar baik bagi para ilmuwan yang kini giat mencari kehidupan alien di luar Bumi.
"Tardigrada sangat sukar dimusnahkan di Bumi, dan ini membuka kemungkinan ada kehidupan lain yang sangat tangguh di suatu tempat di alam semesta," kata Alves Batista, salah satu peneliti dalam riset itu. (Phys.org/National Geographic/Vox)
Kiamat: Bumi Hancur, Manusia Punah, Cuma Binatang ini yang Hidup
Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 16 Juli 2017 | 20:00 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Ulasan Film Asteroid City, Dapat Standing Ovation Lama di Festival Cannes
10 Desember 2024 | 10:30 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI