Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengaku siap bernegosiasi dengan pihak Telegram terkait dengan pemblokiran aplikasi pesan berbasis internet tersebut di Tanah Air.
Dalam penjelasan Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan, pihaknya telah berkomunikasi secara intens dengan Telegram, khususnya dengan sang pendiri Pavel Durov
"Iya. Mereka (Telegram) juga sudah mengirim email kepada kita," ujarnya kepada Suara.com, Minggu (16/7/2017).
Lebih lanjut, Semuel menjelaskan bahwa Kominfo terbuka untuk melakukan normalisasi terhadap Telegram, jika mereka mau bekerja sama.
"Pasti ada (normalisasi), tapi perlu duduk bersama dengan kita," jelasnya.
Sebelumnya, melalui kanal resminya, Durov menjelaskan bahwa Telegram tidak akan pernah mendukung kegiatan terorisme di platformya.
"Sebenarnya, setiap bulan kami memblokir ribuan saluran publik ISIS dan mempublikasikan hasil karya ini di @isiswatch. Kami terus berusaha untuk lebih efisien dalam mencegah propaganda teroris," bebernya.
Bahkan, Durov mengatakan telah membentuk tim khusus untuk mengelola Telegram di Indonesia.
"Kami membentuk tim moderator yang berdedikasi dengan pengetahuan bahasa dan budaya Indonesia untuk dapat memproses laporan konten yang berhubungan dengan teroris lebih cepat dan akurat," kata dia.
Dihubungi Telegram, Kominfo Siap Duduk Bersama Bahas Pemblokiran
Minggu, 16 Juli 2017 | 17:26 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Gak Main-main, Begini Jurus Pemerintah Cegah Serangan Siber yang Kian Menggila
25 November 2024 | 19:56 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Tekno | 17:13 WIB
Tekno | 17:00 WIB
Tekno | 16:27 WIB
Tekno | 16:04 WIB
Tekno | 15:15 WIB
Tekno | 15:01 WIB
Tekno | 14:54 WIB