Suara.com - Pasar aplikasi mobile di Indonesia masih didominasi karya developer asing. Dalam daftar 100 aplikasi mobile terpopuler di Indonesia, hanya sebagian kecil aplikasi yang berasal dari dalam negeri.
Dalam riset yang dilakukan Ericsson, Indonesia hanya memiliki 12% aplikasi lokal di antara 100 top aplikasi. Jumlah ini termasuk rendah dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Tenggara.
Aplikasi-aplikasi lokal yang populer biasanya bergerak di sektor travel, perbankan, berita, perbelanjaan, transportasi, dan layanan seluler.
"Aplikasi lokal Indonesia masih belum mendominasi pasar. Kita masih tertinggal dibandingkan tetangga," papar Ronni Nurmal, VP Head of Network Product Unit Ericsson Indonesia di Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Untuk pasar ASEAN, Singapura masih menjadi negara dengan aplikasi lokal terbanyak, yaitu 23%. Diikuti dengan Vietnam, dengan aplikasi lokal sebanyak 21%. Posisi berikutnya adalah Thailand dengan komposisi aplikasi lokal sebanyak 18%
Melihat rendahnya aplikasi lokal di pasar Indonesia, Ronni menyatakan bahwa acara-acara seperti hackathon perlu digalakkan lebih lanjut. Acara tersebut dapat merangsang ide para developer lokal Indonesia untuk menciptakan aplikasi.
"Dengan 250 juta penduduk Indonesia, potensi aplikasi lokal masih banyak. Aplikasi seharusnya bisa menjadi solusi bagi masyarakat," lanjutnya,
Terakhir, Ronni berharap agar lembaga pemerintah seperti Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Berkraf) agar lebih berperan aktif dalam memasyaratkan aplikasi karya anak bangsa.
Aplikasi Anak Bangsa Belum Jadi Raja di Pasar Indonesia
Kamis, 06 Juli 2017 | 17:57 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Strategi Merger Platform Freelancer Demi Perluas Ekspansi, Mulai dari Hadirnya Aplikasi Mobile
17 Juli 2023 | 18:53 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI