Suara.com - Puncak arus mudik Lebaran 2017 diprediksi terjadi pada akhir pekan ini. Jutaan pemudik dipastikan meninggalkan kampung halamannya untuk kembali ke Jakarta.
Momen arus balik Lebaran kerap dimanfaatkan warga Ibu Kota membawa kerabatnya dari kampung halaman. Belum lagi, jika ia mengecap kota Jakarta menjanjikan uang yang banyak dan kesempatan kerja lebih luas ketimbang di kampung halaman.
Berkaitan dengan hal tersebut, budayawan Sudjiwo Tedjo mempunyai beberapa 'doa' untuk para pendatang yang terbawa arus rantau Jakarta.
Dalam akun twitternya @sudjiwotedjo, ia berkicau supaya masyarakat Gunung Kidul dan Wonogiri yang dibawa saudaranya tak langsung ngomong'Lo-Gue dalam waktu 2x24 jam'.
"Semoga org2 Gunungkidul & Wonogiri yg terbawa saudaranya dlm Arus Rantau ke Jakarta tak langsung ngomong Lo-Gue dlm 2 x 24 jam #doa,"kicaunya.
Tak hanya itu, dalam kicauan berikutnya lelaki berambut gondrong ini mengaku walaupun sudah tinggal 30 tahun di Jakarta ia tetap tak bisa berbicara 'Lo-Gue'.
"Karena udah hampir 30 tahun aku hidup di Jakarta masih blm bisa ngomong Lo-Gue #doa,"tambahnya.
Intinya, dia menambahkan jika hidup di Jakarta ternyata tak harus terbawa arus.
"Tanpa ikutan ngomong Lo-Gue, aku jg bisa 30 tahun hidup di Jakarta. Ternyata hidup ndak harus ikut arus Heuheuheu #doa,"tulisnya.
Melihat kicauan itu, beberapa netizen menanggapinya dengan komentar positif bahkan cenderung kocak.
"gak kebayang ngomong lo-gue dgn logat jawa,"seru @eeh_ito.
"mdh2n tdk mbah, org gunungkidul sdh diberi vaksin nya,"tambah @IksanPm.
"Ngomongnya bisa mbah, tapii logatnya masih kental daerah asal,"timpal @adhitful150.
"sebagai anak rantau gunung kidul kumerasa berdosa ngomong lo-gue di tanah lahir ini,"tulis @wulsap.