Suara.com - Ransomware model baru dari Petya merebak ke seluruh dunia. Berdasarkan eksploitasi yang juga digunakan selama serangan ransomware WannaCry, Petya mengunci mesin dan meminta pembayaran dalam bentuk Bitcoin seharga $ 300.
Saat Petya model teranyar ini mulai menyebar ke seluruh dunia, laporan menunjukkan bahwa hal itu telah berdampak pada sistem TI di perusahaan seperti Merck, Oreo dan perusahaan besar lainnya.
Kini para periset keamanan memiliki lebih banyak waktu untuk mengevaluasi ransomware jenis baru itu.
Sebuah laporan keamanan baru dari Matt Suiche dari Comae Technologies mengungkapkan bahwa versi Petya yang paling mutakhir tidak benar-benar ransomware. Tapi sebuah perangkat lunak yang dirancang untuk menghancurkan informasi. Jika ada permintaan pembayaran via Bitcoin, hanya digunakan untuk menutupi niat jahat malware tersebut.
Baca Juga: Pengamat: Ransomware GoldenEye Lebih Mengerikan dari WannaCry
Dari penelitian tersebut terungkap, ransomware sebenarnya adalah daya tarik untuk menarik perhatian, seperti insiden WannaCry.
Akhir-akhir ini, jumlah serangan terhadap Ukraina meningkat dari Power Grids yang ditutup ke mobil seorang perwira intelijen militer meledak belum lama ini.
Bahkan, jika korban Petya model baru memilih membayar 300 dolar AS atau kisaran Rp4 juta yang diminta, tampaknya tidak mungkin ada file yang bisa dipulihkan. Tidak hanya itu, alamat email yang digunakan oleh para hacker dihentikan oleh penyedia Jerman, yang mengatakan bahwa korban benar-benar terdampar dan kurang beruntung. [BGR]