Akun Biksu Anti-Islam Myanmar Diblokir Facebook

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 14 Juni 2017 | 11:45 WIB
Akun Biksu Anti-Islam Myanmar Diblokir Facebook
Biksu Myanmar. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang biksu Myanmar pernah dijuluki "Bin Laden Buddhis" karena tuduhan ekstremnya. Dia mengatakan bahwa akun pribadi miliknya telah diblokir Facebook. Hal ini disebabkan karena situs tersebut dinilai ada upaya memicu kebencian dan pertikaian.

Selama bertahun-tahun Wirathu telah menggunakan jaringan sosial tersebut sebagai platform untuk melawan Muslim yang menjadi minoritas di negara itu. Melalui media sosial mereka membandingkannya dengan anjing dan menuduh Muslim telah memperkosa dan membunuh umat Budha.

Perkataannya yang terposting di Facebook, telah membuatnya mendapatkan ratusan ribu pengikut secara online. Untuk itu, biksu ini telah dipersalahkan karena diduga memicu kekerasan sektarian yang mematikan, termasuk kerusuhan pada tahun 2013 di luar Mandalay yang menewaskan puluhan orang.

Namun dalam video terbarunya, yang diposkan pada hari beberapa hari lalu, biksu tersebut mengatakan bahwa dia telah dilarang menggunakan situs ini selama 30 hari. Dari peringatan yang diberikan Facebook, dia dianggap telah berulang kali mengeposkan konten yang tidak diizinkan oleh pihak monitor Facebook.

Baca Juga: Bantu Pekerja Kemanusiaan, Facebook Luncurkan Peta Bencana

"Saya tidak yakin (jika saya bisa terus menggunakan akun saya) karena tim Facebook berada di tangan umat Islam," katanya dalam video tersebut, disiapkan dari akun yang berbeda.

"Facebook ditempati oleh kaum muslimin," ucapnya lagi.

Seorang juru bicara situs tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Langkah ini datang pada saat Facebook menghadapi tekanan global untuk menghentikan berbagai status yang mengumbar kebencian, ancaman kekerasan atau informasi menyesatkan yang terposting di platformnya.

Bulan lalu, bagian monitor Facebook tampaknya melarang orang di Myanmar untuk mengeposkan kata "kalar", sebuah istilah yang sering digunakan sebagai penghinaan terhadap minoritas Muslim yang diperangi di negara tersebut.

Baca Juga: Duh, Kuis Facebook Ternyata Rentan Diretas Hacker

Langkah tersebut menyebabkan kegemparan di dunia maya, setelah beberapa pengguna mengatakan bahwa mereka telah diblokir setelah menulis kata-kata lain yang menyertakan suara yang sama dalam alfabet Burma, seperti kata untuk kursi.

Pemerintah Myanmar juga telah berusaha untuk membungkam perkataan yang membenci setelah lonjakan tindakan anti-Muslim oleh kaum nasionalis.

Bulan lalu, otoritas Buddhis terkemuka Myanmar secara resmi melarang gerakan Ma Ba Tha ultra-nasionalis yang menjadi milik Wirathu, yang meresponsnya dengan hanya mengganti nama mereka.

Bagian sensor juga telah melarang sebuah film dokumenter yang menayangkan ketegangan agama antara umat Buddha dan Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine dari festival film, karena khawatir hal itu dapat memicu ketegangan. [Al Arabiya]

REKOMENDASI

TERKINI