Suara.com - Korea Selatan adalah salah satu negara yang warganya paling sedikit menyaksikan video di dunia. Hal ini terungkap berdasarkan hasil survei badan penelitian global Kantar Millward Brown.
Dari 41 negara, Korea Selatan tercatat berada di urutan ke-35 berdasarkan jumlah rata-rata video yang ditonton oleh warganya.
Semua itu berasal dari total penggunaan TV, TV berlangganan, konsumsi video komputer, maupun tablet dan smartphone. Rata-rata penggunaan di Korsel adalah 166 menit per kapita per hari.
Sementara itu, Nigeria menduduki puncak daftar menonton video dengan rata-rata 272 menit. Warganya menonton video sekitar 64 persen lebih banyak daripada yang dilakukan warga Korea Selatan rata-rata sehari.
Baca Juga: Durasi Nonton Video YouTube versi Mobile di Indonesia Terus Naik
Kolombia berada di peringkat selanjutnya dengan 259 menit, diikuti Malaysia selama 256 menit, Thailand 248 menit, Vietnam dan Cina masing-masing 243 menit, serta Filipina rata-rata 241 menit.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa orang Hungaria menonton video dengan rata-rata 145 menit per hari, lebih rendah dari Yunani dengan 152 menit, sementara Jepang dengan 158 menit, Republik Ceko dan Denmark dengan 160 menit, Italia dengan 164 menit dan Belanda dengan 165 menit.
Menurut laporan tersebut, Korea Selatan adalah salah satu negara di mana perangkat digital lebih sering digunakan untuk menonton video.
Jumlah video yang ditonton di smartphone mencapai 32 persen di Vietnam, Arab Saudi dan Hong Kong, sementara angkanya mencapai 30 persen di Korea Selatan, Filipina dan Thailand.
Sementara, Belanda menggunakan smartphone untuk menonton video paling sedikit, hanya 14 persen dari konsumsi videonya ditonton lewat perangkat tersebut. Konsumsi video secara mobile di Inggris dan Prancis mencapai 15 persen, sementara di Jepang 14 persen.
Baca Juga: Studi: Banyak Nonton Video Porno Bisa Makin Religius
Khusus untuk yang menonton TV, di Korea Selatan angkanya hanya 24 persen, jauh di bawah rata-rata global 32 persen. Angka penonton TV puncaknya ada di Jepang, yaitu mencapai 50 persen. [Korea Times]