Studi: Pemain Game Online Kerap Jadi Korban Bully

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 02 Juni 2017 | 08:43 WIB
Studi: Pemain Game Online Kerap Jadi Korban Bully
Ilustrasi anak muda main game online. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi terbaru dilakukan badan amal anti-intimidasi menemukan bahwa 57 persen orang muda yang disurvei telah mengalami intimidasi saat bermain game online.

Selain itu, 22 persen mengatakan mereka memutuskan berhenti bermain game karena hal itu.  Ditch the Label menyurvei sekitar 2.500 anak muda dari platform hotel virtual Habbo, berusia antara 12 dan 25 tahun.

Seorang gamer berusia 16 tahun, Bailey Mitchell, mengatakan bahwa dia pernah mengalami intimidasi saat bermain game online sejak usia 10 tahun.

"Jika Anda pergi ke sekolah setiap hari dan Anda diintimidasi di sekolah, Anda ingin pulang ke komputer Anda untuk melarikan diri," katanya.

Baca Juga: Bikin Heboh! Dapat Rp10 Miliar karena Rajin Main Game Online

"Ini biasa, di setiap permainan Anda berada, selalu ada seseorang melakukan chat. Mereka akan memanggil Anda dengan beberapa istilah kasar sesuai keinginan mereka," ujarny lagi.

Mitchell mengatakan bahwa dia secara teratur menerima ancaman pembunuhan namun dirinya menikmati bermain online. Pasalnya, saat berkompetisi melawan orang lain, membuat permainan lebih menantang.

"Sekarang, ketika saya mendapatkan sesuatu, saya akan membalas dengan sesuatu yang lucu atau mengabaikannya. Tetapi ketika saya berusia 10 tahun, seperti: siapakah orang-orang ini, mengapa mereka berarti bagi saya?" katanya.

Kepala Peluncur Label, Liam Hackett mengatakan bahwa badan amal tersebut telah meluncurkan sebuah kampanye global untuk mengatasi masalah tersebut.

"Bullying dalam lingkungan game online adalah masalah nyata. Kami berdiri untuk penerimaan dan toleransi dalam permainan kami dan membuat internet menjadi tempat yang lebih baik," katanya.

Baca Juga: Main Game Online Bisa Bawa Pulang Sepeda Motor

Laporan tersebut juga menemukan bahwa 47 persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah diancam dalam sebuah game online. Sedangkan 38 persen mengatakan, mereka telah diretas dalam sebuah permainan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI