Suara.com - Bukalapak menjadi salah satu pemain e-commerce terpopuler di Indonesia. Namun tahukah Anda, kesuksesan Bukalapak merupakan sebuah proses panjang dari ketekunan seorang Achmad Zaky.
Dalam acara "Buka Bersama Bareng Bukalapak, Rabu (31/5/2017), lelaki berkacamata ini menceritakan kisahnya dalam mendirikan perusahaan e-commerce kepada para pengunjung.
Ia menuturkan bahwa pada 2010, dirinya bolak-balik bertemu investor dalam rangka mencari dana untuk mendirikan Bukalapak. Namun, hampir semua investor yang ditemuinya menolak proposal Zaky.
"Saat itu, para konglomerat Indonesia mengatakan bahwa bisnis digital cuman untuk orang kurang kerjaan. Menurut mereka, bisnis yang pasti adalah minyak dan batu bara," paparnya.
Baca Juga: Bukalapak Catat Transaksi Rp10 Triliun Sepanjang 2016
Tak hanya dari kalangan investor, Zaky juga mengisahkan bahwa dirinya pernah ditolak oleh para pedagang. Para pelaku UKM tampak tidak menyukai ide Zaky untuk mendigitalisasi barang dagangan.
"Tekad kami sudah bulat untuk kembangkan kultur teknologi digital di Indonesia," lanjutnya.
Usaha kerasnya membuah hasil. Pada 2011, ia mendapatkan suntikan dana segar dari Batavia Incubator, sebuah perusahaan yang berasal dari Jepang.
Modal tersebut digunakan Zaky untuk merekrut karyawan dan menyewa sebuah ruko di bilangan Jakarta Selatan. Sejak saat itu, ia mulai yakin dengan masa depan bisnisnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Bukalapak kini menjelma sebagai salah satu pemain e-commerce yang cukup disegani di Indonesia. Ia mengaku bahwa perusahaanya telah tumbuh 3 kali lipat tahun ini.
Baca Juga: Achmad Zaky, Menolong UKM Lewat Bukalapak.com
"Industri digital itu fenomenal sekali tahun ini. Di Bukalapak, kami bisa meng-handle transaksi sebesar Rp50 miliar dalams sehari," ucapnya.