DPR Minta Pemerintah Pikirkan Pertahanan Cyber Attack

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 16 Mei 2017 | 18:55 WIB
DPR Minta Pemerintah Pikirkan Pertahanan Cyber Attack
Pusat Data dan Teknologi Informasi DPR. [Suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Serangan virus komputer (ransomware) Wanna Cry bila menyerang pusat-pusat bisnis dan ekonomi secara masif akan melumpuhkan ekonomi nasional. Bagi anggota Komisi XI DPR Donny Imam Priambodo, yang utama adalah bagaimana IT pada obyek vital baik pemerintah maupun swasta bisa diamankan. Dengan munculnya cyber attack ini, maka adalah menjadi keharusan Menkominfo mulai memikirkan tentang sistem keamanan pada interkoneksi jaringan internet maupun interkoneksi jaringan WAN yang ada di instansi instansi vital.

Menurutnya Pemerintah juga harus memikirkan bagaimana Indonesia mulai mengenalkan sistem operasi lokal, tidak bergantung pada sistem operasi buatan luar.

"Anak bangsa banyak yang mumpuni dalam bidang perangkat lunak. Sehingga dengan sistem operasi buatan sendiri lebih bisa tahan terhadap serangan virus dari luar," kata Donny di Jakarta, Selasa (16/5/2017).

Terkait langkah Kemenkominfo, Donny melihat bahwa Menkominfo sudah memberikan peringatan dini melalui broadcast message, namun dia menyarankan mulai memikirkan pertahanan cyber attack secara menyeluruh. Interkoneksi jaringan internet kita masih banyak gate, sehingga sulit bagi pemerintah atau otoritas yang berkaitan melakukan pemantauan.

Baca Juga: Menkominfo: WannaCry di Indonesia Tidak Separah Negara Lain

"Seharusnya pemerintah membangun pipa saluran utama satu pintu (one gate backbone) sehingga pemerintah bisa memonitor segala bentuk cyber attack yang mengancam sistem IT nasional," ujar politisi Nasdem ini.

Adanya wacana pembentukan Badan Cyber Nasional, menurut Donny itu gagasan yang bagus. Namun, lebih baik pemerintah meningkatkan infrastruktur jaringan, SDM ditingkatkan, serta aturan interkoneksi dari luar dibuat agar mudah dimonitor. Kalau sekarang interkoneksi dari luar sangat bebas, baik koneksi melalui therestrial maupun satelit bebas digunakan.

Ditegaskannya, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mandiri dalam membuat sistem operasi sehingga tidak mudah dibobol dari luar, kita tidak tahu apakah sistem operasi yang kita pakai dari luar ini ada back door yang mudah dimasuki dan sengaja dibuat.

"Bayangkan jika semua sudah memakai sistem operasi dari sebuah pabrikan lalu sudah masive dipakai dan mempengaruhi jalannya kehidupan sebuah negara, lalu seketika berhenti bersama-sama, apakah itu tidak membuat negara kacau balau. Ini yang harus dipikirkan," pungkasnya.

Baca Juga: Begini Metode Kaspersky Lab Tangkal Serangan Ransomware WannaCry

REKOMENDASI

TERKINI