Australia Klaim Lolos dari Serangan Ransomware? Tunggu Dulu...

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 15 Mei 2017 | 11:51 WIB
Australia Klaim Lolos dari Serangan Ransomware? Tunggu Dulu...
Ilustrasi ransomware. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Australia mengklaim telah lolos dari dampak buruk serangan ransomware global beberapa waktu lalu. Namun, Penasehat Keamanaan Siber Perdana Menteri justru memberikan peringatan bahwa serangan ini bukan permainan.

Menurutnya, serangan ini merupakan pertempuran sengit antara hacker peretas dengan badan keamanan. Pemerintah Federal mengatakan, hanya tiga perusahaan Australia yang telah dikonfirmasi menjadi korban sejauh ini. Namun, bisa lebih banyak lagi saat para staf kantor menghidupkan komputer mereka pagi ini.

Penasihat keamanan siber Perdana Menteri Alastair MacGibbon mengatakan bahwa infrastruktur penting belum dirusak pada tahap ini.

"Kami akan melihat lebih banyak korban di sini dan itu sangat menyedihkan," kata MacGibbon kepada ABC.

Baca Juga: Tips Meminimalisasi Komputer Terinfeksi Ransomware WannaCry

"Itu selalu buruk bagi bisnis manapun untuk menjadi korban kejahatan, tapi secara keseluruhan kita percaya bahwa sejauh ini kita telah melewatkan yang terburuk ini. Kami tidak melihat adanya dampak pada sistem kesehatan yang penting, kami tidak memiliki laporan tentang instansi pemerintah yang terkena dampak ini," paparnya.

Dia memperingatkan agar tidak membayar uang tebusan sebelum menjajaki peluang untuk mendapatkan kembali akses data yang dikompromikan dengan pihak berwenang.

"Anda tidak ingin membayar penjahat karena tidak ada penghormatan di antara para pencuri namun pada akhirnya akan menjadi keputusan bisnis jika berpikir mereka tidak dapat beroperasi tanpa file ini," katanya.

Ransomware telah dirancang untuk menyebar antara komputer dan jaringan secara otomatis dengan "fungsi worm", yang memungkinkannya menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.

Direktur Pusat Penelitian Keamanan Cyber ​​di Deakin University, Profesor Yang Xiang, mengatakan tidak etis membayar uang tebusan untuk data.

Baca Juga: Perusahaan Global Ini Jadi Korban Serangan Ransomware

"Jika Anda terus membayar uang tebusan, ini benar-benar membantu penyerang untuk menumbuhkan industri ini," katanya kepada ABC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI