Suara.com - Di era digital seperti saat ini, bukan hal aneh bila banyak perusahaan mencari karyawan berkemampuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Disinyalir, Indonesia justru masih butuh banyak talenta di bidang tersebut.
Dikatakan oleh Idris Gautama selaku Wakil Rektor Binus bidang Global Employability & Enterpreneurship, Indonesia masih butuh banya sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang TIK.
"Sepengetahuan saya, kita masih kekurangan enam juta tenaga TIK," ujarnya di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, belum lama ini.
Berkaca dari hal tersebut, ia mengharapkan agar pemerintah dapat membuat suatu sistem baru agar lulusan perguruan tinggi siap terjun di industri.
Baca Juga: Koperasi Masuk Era Digital, Produksi Smartphone
Hal senada juga diungkapkan CEO Hired Today Frans Dirgantoro. Dalam pengalamannya, menjalankan portal lowongan pekerjaan, lulusan jurusan TIK berkualitas belum terlalu banyak di Indonesia.
"Saya kira banyak lulusan TIK yang terfokus di bahasa pemrograman tertentu. Padahal di industri, karyawan harus bisa menguasai banyak skill," paparnya.
Ia pun mengakui bahwa tak jarang perusahaan teknologi Indonesia yang akhirnya harus merekrut tenaga ahli dari luar negeri karena keterbatasan talenta.
Menanggapi keluhan tersebut, Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo mengatakan bahwa sinergi pemerintah dengan sektor swasta, dan perguruan tinggi adalah solusi untuk mempersempit gap itu.
Ia berharap agar para stakeholder dapat lebih sering berdiskusi untuk kemajuan SDM TIK Indonesia.
Baca Juga: Tips Sehat Keuangan di Era Digital
" Kalau sudah tahu masalahnya, nanti pemerintah bantu bikin regulasi," tutupnya.