Ancaman Hoax di Indonesia Sudah Capai Tahap Serius

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 04 Mei 2017 | 14:18 WIB
Ancaman Hoax di Indonesia Sudah Capai Tahap Serius
Ilustrasi kabar hoax. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dewan Pers Indonesia menyatakan berita hoax atau berita bohong sudah memasuki tahap serius di Indonesia dan berkembang pesat saat pemilu.

"Di Indonesia fake news masuk tahap serius," kata Anggota Dewan Pers Imam Wahyudi saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'How fake(d) news and social media filter bubbles impact the role of journalism in society' di sela kegiatan World Press Freedom Day 2017, di Jakarta, Kamis (4/5/2017).

Imam memandang berita bohong memiliki rentang yang sangat lebar, mulai dari yang satir untuk menyindir sampai yang dipublikasikan melalui berbagai kanal informasi.

Menurut dia, awalnya masyarakat mencari kebenaran atas informasi bohong melalui media mainstream. Namun saat ini informasi bohong justru masuk ke dimensi lain di media sosial dan diadopsi begitu saja di media mainstream tanpa klarifikasi.

Akibatnya, kata dia, masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap media mainstream.

"Di pemilihan umum lokal, fake news tumbuh dengan sangat cepat, ini juga ancaman terus-menerus bagi kita di Indonesia, setiap tahun kita berhadapan dengan fake news," ujar dia.

Dia menekankan, di Indonesia berita bohong digali hingga ke isu-isu lain termasuk isu sentimen agama.

"Fake news sudah mengancam eksistensi pers sebagai pilar keempat demokrasi," jelas dia.

Menurut Imam, saat ini Dewan Pers dan masyarakat pers Indonesia tidak dalam posisi ingin membuat peraturan baru mengenai berita bohong karena pemberitaan bohong bisa disikapi masyarakat dengan berpegang pada aturan-aturan yang ada.

"Contohnya untuk melindungi kehormatan individu-individu yang terkena dampak berita bohong, di Indonesia sudah ada undang-undang yang melindungi itu," kata dia.

Yang terpenting, kata Imam, ada literasi media yang dilakukan dengan memberikan pendidikan kepada publik. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI