Suara.com - Gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dinilai tengah membangun jejaring media sosial seperti Twitter, Facebook, Youtube milik mereka sendiri.
Kepolisian bersama negara-negara Uni Eropa (Europol) meyakini, langkah tersebut ditempuh ISIS setelah akses mereka terhadap media-media sosial umum dibatasi pada beberapa waktu ke belakang.
“Selain itu, kami juga menemukan jejak pembuatan media sosial saat melakukan operasi penyerbuan ke basis ISIS dan Al Qaeda pekan lalu,” kata petinggi Europol Rob Wainwright dalam konferensi keamanan di London, Inggris, Rabu (3/5/2017).
Namun, Wainwright tidak bisa memastikan polisi sudah bisa meretas, mengakses, serta menutup media-media sosial yang dikembangkan ISIS tersebut.
Baca Juga: Buka Konser Boyzlife, Delon Tak Mau Kalah Keren
Europol sendiri, kata dia, turut melakukan operasi penggerebekan di dunia maya. Dalam operasi yang dilakukan atas kerjasama antara Amerika Serikat, Portugal, Yunani, dan Polandia itu, 2.000 konten teroristik ditemukan dalam 52 jenis media sosial.
Untuk diketahui, gerombolan teroris kerap menggunakan media-media sosial umum untuk berpropaganda.
Tapi, media-media sosial besar semisal Twitter, Facebook, atau You Tube dinilai masih lamban menghapus konten-konten teroristik.