Dituding Bertarif Mahal, Ini Pembelaan Bos Telkomsel

Sabtu, 29 April 2017 | 05:23 WIB
Dituding Bertarif Mahal, Ini Pembelaan Bos Telkomsel
CEO PT Telkomsel, Ririek Adriansyah (baju merah), saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (28/4/2017). [Suara.com/Aditya Gema Pratomo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Situs resmi Telkomsel berhasil dibobol peretas, Jumat (28/7/2017). Aksi tersebut disinyalir sebagai bentuk protes terhadap tarif Telkomsel yang dinilai mahal.

Kasus peretasan ini membuat situs resmi Telkomsel tidak dapat diakses pengguna. Selain itu, terdapat pesan yang dituliskan peretas di laman muka situs Telkomsel.

"Makan aja susah, apalagi beli kuota internet. M****t! Kurangin harga kuota internet, n**t!" tulis sang peretas.

Menanggapi tudingan pelaku peretasan, CEO Telkomsel Ririek Adriansyah menjelaskan bahwa tarif layanan telekomunikasi mereka masih tergolong wajar.

Baca Juga: Telkomsel Akui Belum Temukan Identitas Hacker

"Tarif berkaitan dengan layanan yang sustainable. Ingat, ketersediaan kita luas. Saya kira masih terjangkau," belanya kepada awak media di kantor pusat Telkomsel di Jakarta, Jumat (28/4/2017) sore.

Ia mengingatkan bahwa tarif layanan telekomunikasi di Indonesia masih terbilang murah dibandingkan negara lainnya.

"Indonesia termasuk murah lho tarif telekomunikasi," imbuhnya.

Senada dengan Ririek, Sekjen Pusat Kajian dan Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, Ridwan Effendi mengakui bahwa Tarif di Indonesia tergolong rendah.
"Tarif termurah di dunia sesudah India," ucapnya.

"India bisa lebih murah dari Indonesia tapi tidak bisa dijadikan apple to apple, karena di India tower dan listrik disediakan pemerintah. Jadi praktis Indonesia lebih murah bila tower dan listrik di India menjadi beban operator," tambahnya.

Baca Juga: Lucu, Bahkan "Valentino Rossi" Ikut Komentari Telkomsel Di-hack

Sementara itu, seperti diketahui peretasan yang dialami Telkomsel ini memicu berbagai pendapat dari para penggunanya, terutama terkait soal tarif. Mereka mengakui, tarif data yang dikenakan perusahaan milik BUMN itu jauh lebih tinggi dibandingkan semua provider telekomunikasi yang ada di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI