Suara.com - Masih ingat kasus heboh Samsung Galaxy Note 7 yang meledak? Dikarenakan baterai yang cacat, ponsel flagship ini harus ditarik dari pasaran, dan menyebabkan Samsung rugi besar.
Sebagaimana diketahui, sebagian perangkat eletronik menggunakan baterai berjenis lithium-ion yang mudah untuk menimbulkan api.
Berkaca dari hal tersebut, para peneliti pun mencoba menciptakan sebuah terobosan.
Berkat terobosan baru yang diciptakan oleh US Naval Research Laboratory (NRL), baterai berbahan nikel-seng ternyata aman dan dapat diisi ulang.
Baca Juga: Aplikasi Facebook Messenger Versi Ringan Diperluas ke 132 Negara
Padahal seng (zinc) biasanya digunakan dalam baterai sekali pakai. Material tersebut biasanya tidak menjadi pilihan yang bagus untuk baterai yang dapat diisi ulang karena dapat menyebabkan hubungan pendek.
Untuk mengatasi hal itu, NRL menggunakan "spons 3D" yang ditaruh pada anoda Seng untuk mendistribusikan arus lebih merata, dan mencegah agar dendrit terbentuk.
Selain memperpanjang umur penggunaan baterai tunggal, NRL menemukan bahwa sel mereka dapat bersaing dengan baterai lithium-ion selama lebih dari 100 siklus pengisian ulang.
"Kami sekarang dapat menawarkan alternatif yang relevan dengan energi. Penemuan ini dapat digunakan untuk perangkat portabel, dan kendaraan listrik," kata Jeffrey Long perwakilan NRL. (Engadget)
Baca Juga: Bikin Ngakak, Lihat Komentar Bule Soal Indomie di Amazon