Tesis Calon Doktor Tunisia: Bumi Datar

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 22 April 2017 | 06:36 WIB
Tesis Calon Doktor Tunisia: Bumi Datar
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pendidikan Tinggi Tunisia terpaksa turun tangan untuk menghentikan kontroversi yang dipicu oleh tesis seorang mahasiswa tingkat doktoral di Universitas Sfax yang berusaha mempertahankan teori bahwa Bumi sebenarnya datar, bukan bulat.

Seperti yang diberitakan kantor berita Italia, ANSA, pekan lalu, Kementerian Pendidikan Tinggi Tunisa mengumumkan secara resmi bahwa komite tesis pada Universitas Sfax telah menolak tesis yang mendukung teori Bumi datar tersebut.

Tesis itu, yang setelah diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul "The flat, Geocentric Model of the Earth, Arguments and Impact of Climate and Paleoclimactic Studies" sebelumnya telah diterima oleh para dosen pembimbing calon doktor tersebut dan hanya menunggu jadwal untuk dipertahankan dalam ujian.

Tesis itu - seperti yang dilansir Worldcrunch dari majalah Jeune Afrique, mingguan berbahasa Prancis yang beredar di Afrika- disusun berdasarkan penelitian sejak 2011.

Penulisnya, sang calon doktor, menulis bahwa "data-data dan argumentasi fisika serta agama telah memungkinkan untuk mendemonstrasikan posisi sentral Bumi, kestabilan dan bentuk permukaannya yang datar, (dan) bahwa matahari dan bulan berputar mengelilinginya."

Ia juga menjelaskan bahwa "bintang-bintang... punya tiga peran: sebagai dekorasi langit, batu yang bisa digunaka untuk merajam setan, dan rambu-rambu untuk menuntun jalan mahluk hidup di malam hari."

Tesis itu sendiri telah memantik kehebohan tidak saja di Tunisia tetapi juga di kawasan Timur Tengah dan bahkan dunia.

Nidhal Guessoum, seorang pakar fisika dan astronomi pada American University of Sharjah, Uni Emirat Arab menulis di situs Gulfnews bahwa tesis itu, yang disusun oleh calon doktor dan dibimbing oleh dosen sekelas profesor, adalah skandal besar yang "mengguncang dunia pendidikan serta ilmu pengetahuan Tunisia dan Arab."

Kementerian Pendidikan Tinggi Tunisia sendiri, selain mengumumkan telah menolak tesis itu, juga mengatakan akan menyelidiki pihak-pihak yang bertanggung jawab sehingga tesis tersebut bisa lolos sejak pertama kali diajukan.

REKOMENDASI

TERKINI