Suara.com - Xiaomi telah memiliki pabrik resmi di Batam yang merupakan hasil kolaborasi dari tiga partner domestik. Tiga rekan Xiaomi tersebut ialah PT Sat Nusapersada, PT Erajaya Swasembada, serta PT Tata Sarana Mandiri. Sayangnya, kehadiran pabrik tersebut belum mampu menghilangkan produk-produk Xiaomu berlabel black market (BM).
Dalam penelusuran Suara.com di sebuah pusat perbelanjaan, di bilangan Jakarta Pusat, kehadiran ponsel ilegal Xiaomi masih marak di pasaran.
Dari penuturan salah satu pedagang yang menolak disebutkan identitasnya, ponsel ilegal Xiaomi masih terbilang laris di pasaran. Harga yang murah menjadi penyebab konsumen masih pencari barang bm.
Ia menyebut, Xiaomi Mi Max dan Mi Mix menjadi salah satu produk yang paling diincar konsumen. Padahal, kedua produk tersebut belum masuk secara resmi ke Indonesia.
Baca Juga: Instagram Stories Dian Sastro Jadi Meme Kocak
"Keduanya lagi habis, banyak yang cari sih. Mas bisa pesen ke saya kalau mau," ujarnya setengah bercanda.
Lain lagi penuturan Roni (nama samaran), ponsel ilegal Xiaomi masih menarik minat tinggi bagi konsumen. Bahkan ia menjanjikan penggantian unit jika barang yang diterima konsumen rusak.
"Xiaomi garansi distributor sudah bahasa Indonesia dan cukup laris kok," paparnya.
Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa kegiatan razia belum pernah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
"Di sini nggak ada yang rese kok mas," ujarnya sambil tersenyum.
Baca Juga: Mengejutkan, Kirana Larasati Gugat Cerai Suami
Menanggapi maraknya ponsel ilegal Xiaomi, CEO Erajaya Group Hasan Aula mengatakan pihaknya cukup dirugikan terhadap kehadiran ponsel ilegal Xiami di pasaran Indonesia. Untuk itu, ia meminta ketegasan pemerintah untuk melakukan inspeksi dalam menegakan aturan.