Grup Media Sosial Ini Picu Remaja Bunuh Diri

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 03 April 2017 | 11:15 WIB
Grup Media Sosial Ini Picu Remaja Bunuh Diri
Ilustrasi media sosial. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menakutkan! Kata itu cocok untuk kehadiran "Grup Maut", merupakan grup di media sosial, yang mendorong para remaja melakukan aksi bunuh diri. Kondisi ini menyebabkan kepanikan di Rusia, setelah serangkaian kasus bunuh diri remaja terjadi.

Grup tersebut tersembunyi di situs jejaring sosial VK, setara dengan Facebook Rusia, dilaporkan "mentor" grup ini berhasil menghasut anggota mereka, mengakhiri hidupnya.

Keberadaan kelompok-kelompok ini, disorot dari penyelidikan oleh surat kabar oposisi Novaya Gazeta sejak tahun lalu, telah mengguncang para orang tua dan memicu perdebatan sengit, di negara di mana bunuh diri merupakan hal yang tabu.

Presiden Vladimir Putin secara terbuka menyatakan keprihatinan. Bulan ini, dia menyerukan hukuman keras bagi mereka yang terbukti menghasut aksi bunuh diri. Saat ini, mereka yang terbukti terjerat hukuman penjara hingga tiga tahun.

Baca Juga: Moto G5 'Bebas' Bengkok

Belasan remaja Rusia dari total 130 yang bunuh diri antara November 2015 dan April 2016, dipengaruhi anggota "Grup Maut" pada VK. Novaya Gazeta melaporkan, kelompok ini menyebar kultus bunuh diri.

Salah seorang "mentor" pada satu "Grup Maut" (22), Filipp Budeikin, ditangkap penyidik ​​di kota Saint Petersburg pada November lalu setelah diduga menghasut 15 remaja di VK untuk bunuh diri.

Dalam sebuah wawancara dengan media lokal sesaat sebelum penangkapannya, Budeikin mengurai taktik menarik remaja-remaja tersebut dengan strategi yang disebutnya dengan "limbah biodegradable" dan "orang-orang yang berharga bagi masyarakat."

"Pertama Anda harus membuat grup dengan menekan konten yang membawa ke dalam suasana khusus. Orang-orang klik link dan masuk ke kelompok tertutup. Saat itulah permainan dimulai," ungkapnya.

Budeikin mengaku, Ia meminta korbannya berbagi informasi pribadi dan melakukan "tugas" tertentu. "Tugas" ini yang sering membuat para remaja itu berujung melukai diri sendiri atau pengorbanan.

Baca Juga: Demi "Ahok Show", Maia Estianty Rela Tinggalkan Coldplay

"Saya menjelaskan kepada beberapa orang bahwa hal yang terbaik adalah mati, tidak lebih. Mereka adalah orang-orang yang membuat keputusan itu. Tidak ada yang memaksa mereka," papar dia.

Budeikin menambahkan bahwa ia hanya menjadi "pembersihan masyarakat".

Novaya Gazeta melaporkan, "Grup Maut" bahkan mengancam memeras anggota mereka, dengan mengatakan akan melaporkan orang yang mereka cintai jika menolak untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan.

Sebagai informasi, penemuan "Grup Maut" VK membuat masyarakat Rusia tersentak. Dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kehadiran grup ini mendorong tingkat bunuh diri di kalangan anak di bawah umur 20 tahun meningkat tiga kali lebih tinggi dari rata-rata global.

Kelompok ini juga telah menyebar ke negara tetangga Ukraina. Polisi Ukraina memblokir akses ke 500 kelompok media sosial bulan ini. Mereka menerima hampir 70 peringatan anak-anak yang melarikan diri, 20 sampai 30 persen di antaranya adalah anggota dari Grup Maut. [AFP]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI