Sebagai solusi, Profesor Stoet menyarankan negara-negara religius meningkatkan standar pendidikan serta mengeluarkan beragam pelajaran agama dari kurikulum dan juga kebijakan publik.
Ia mengatakan, solusi seperti itu tidak lantas berarti sekolah-sekolah dilarang mengajarkan seluruh aspek keagamaan.
"Pelajaran agama di sekolah-sekolah sebaiknya hanya sebatas mendedah nilai-nilai moralistik yang terdapat dalam cerita-cerita di teks suci. Sementara hal-hal yang bersifat keimanan, tak perlu dibuatkan jam pelajaran khusus. Sebab, soal keimanan bersifat sangat private dan berbeda bagi setiap orang," tandasnya.
Baca Juga: Sudah Enam Minggu, Mayat Kim Jong Nam Belum Diambil Keluarga