Berbagi pengetahuan mengenai ancaman siber dapat membantu perbankan untuk mengidentifikasi ancaman terbaru yang bermunculan dengan cepat. Mengingat rendahnya tingkat kekhawatiran yang dimiliki oleh perbankan terhadap beberapa perangkat mereka yang paling rentan, seperti ATM. Berbagi pengetahuan dengan pihak ketiga, dalam hal ini, bisa membantu perbankan mempersiapkan diri dari ancaman yang mereka tidak harapkan.
Perbankan menunjukkan tingkat kepedulian yang relatif rendah terhadap ancaman yang menyebabkan kerugian finansial akibat serangan kepada ATM. Hanya 19% perbankan yang menaruh perhatian terhadap serangan ke ATM dan mesin penarikan uang tunai, meskipun laju pertumbuhan malware terus-menerus menargetkan bagian dari infrastruktur perbankan ini. Pada laporan mengenai ancaman siber di 2016 kami melaporkan pertumbuhan 20% malware ATM dibandingkan dengan 2015.