Suara.com - Samsung berencana untuk 'membunuh' Galaxy Note 7 yang belum dikembalikan oleh pemiliknya. Penonaktifan produk gagal Samsung itu akan dilakukan dari jauh.
Aksi tersebut, menurut The Next Web dengan mengutip The Korea Herald, mulai dilakukan pada Jumat (24/3/2017) kemarin.
Bagaimana caranya? Produsen smartphone asal Korea Selatan tersebut akan memaksa konsumen Galaxy Note 7 tersisa melakukan pembaruan peranti lunak yang sudah disiapkan. Peranti lunak ini akan membuat Galaxy Note 7 tidak bisa diisi ulang baterainya.
Karena itu, usia Galaxy Note 7 pun akan berakhir begitu tenaga di dalam baterainya habis.
Baca Juga: Kasihan, Tasya Kamila Cuma Bisa Doakan Almarhum Ayahnya dari AS
Galaxy Note 7 dirilis pertama kali pada Agustus 2016. Namun, smartphone ini harus berhenti diproduksi dan dijual 2 bulan kemudian karena baterai yang mudah meledak.
Samsung juga menawarkan program pengembalian dan penukaran Galaxy Note 7 di seluruh dunia. Pada awal 2017, lebih dari 96 persen Galaxy Note 7 yang telah terjual sudah dikembalikan. Meski begitu, masih ada konsumen 'bandel' yang tetap menyimpannya.
Samsung sendiri dikabarkan akan segera meluncurkan Galaxy S8. Model tersebut akan diperkenalkan pada pekan depan.