Suara.com - Jepang berhasil mengembangkan peranti lunak untuk sistem kepintaran artifisial (artificial intelligence/AI) yang bisa mendeteksi keberadaan berbagai jenis gas beracun di lingkungan sekitar.
Kepintaran buatan tersebut, menurut Nikkei Asian Review pada akhir pekan kemarin, memiliki keakuratan hingga 90 persen. Tingkat keakuratan ini lebih tinggi dari keakuratan tenaga manusia hingga lebih dari 30 persen.
Adapun peranti lunak itu dikembangkan oleh korporasi teknologi asal Jepang bernama JSOL. JSOL tidak bekerja sendiri, melainkan menggandeng National Research Institute of Police Science (NRIPS), serta Riken Keiki.
NRIPS sudah berpengalaman menangani kasus-kasus gas beracun. Riken Keiki, di sisi lain, nantinya bertugas memproduksi perangkat kerasnya.
Jepang berniat menggunakan kepintaran artifisial tersebut untuk mencegah penularan wabah penyakit di rumah sakit dan sekolah yang bisa disebabkan oleh gas beracun serta virus.
Kepintaran buatan ini akan ditanamkan di dalam sebuah perangkat keras. Kemungkinan, 'sensor' gas beracun tersebut baru bisa diproduksi massal dan dijual pada 2020.
Jepang Kembangkan Peranti Lunak untuk Deteksi Gas Beracun
Senin, 13 Maret 2017 | 16:22 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Indonesia Disebut Surga Baru untuk Teknologi Blockchain di Asia Tenggara
22 November 2024 | 15:36 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Tekno | 16:00 WIB
Tekno | 15:22 WIB
Tekno | 15:00 WIB
Tekno | 14:00 WIB
Tekno | 13:49 WIB
Tekno | 12:59 WIB
Tekno | 12:31 WIB