Meski telah diketahui asal-usul orang Papua dan Aborigin dari penelitian Profesor Lambert, ia mengatakan masih diperlukan data dan informasi lebih lanjut terkait genom orang-orang Papua untuk menjawab lebih lanjut misteri asal-usul manusia.
Deputi Lembaga Eijkman yang kerap disapa Profesor Hera ini mengatakan masih banyak kemungkinan yang dapat diungkap tentang manusia melalui penelitian terkait genom di Indonesia mengingat lokasi ini menjadi pintu masuk lain, contohnya seperti ke Polinesia.
Dukungan dana dibutuhkan untuk melakukan "whole genom sequencing" untuk bisa memperoleh hasil yang memang dibutuhkan untuk mengetahui populasi migrasi dan sebagainya. "Kalau kita andalkan pendanaan sendiri paling cukup untuk lima suku saja. Padahal di Indonesia sukunya banyak banget".
Menurut Hera, hasil penelitian Profesor Lambert memang penting. Dirinya pun baru mengetahui jika ternyata secara genom orang Papua sudah berpisah dengan Aborogin sejak 37.000 tahun lalu.
"Awalnya tahunya perpisahan itu terjadi saat zaman es berakhir sekitar 10.000 tahun lalu," katanya.Budi Suyanto