Diduga Hina Jokowi, Muncul Petisi untuk Tangkap Perempuan Ini

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 27 Februari 2017 | 09:00 WIB
Diduga Hina Jokowi, Muncul Petisi untuk Tangkap Perempuan Ini
Presiden RI Joko Widodo memakai busana adat Maluku (tengah), diapit oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmayanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Foto ini menjadi objek hinaan oleh seorang pengguna Facebook. [Net]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilik akun Facebook Indrisantika Kurniasari tampaknya harus bersiap-siap berperkara hukum, setelah berani mengunggah tulisan yang dianggap menghina pakaian adat Maluku dan Presiden RI Joko Widodo.

Netizen dan warga Maluku menilai perbuatan akun Indrisantika tersebut sudah kelewatan. Kekinian, mereka menginisiasi petisi untuk melaporkan akun Indrisantika kepada Presiden Jokowi dan meminta aparat hukum menangkap yang bersangkutan.

Adalah Mario Lawalata yang membuat petisi mengenai status provokatif akun Indrisantika pada laman daring Change.org. Hingga kekinian, belum diketahui identitas lengkap inisiator petisi itu, yang namanya sama dengan selebriti berdarah Maluku. Sementara sampai Senin (27/2/2017), petisi itu sudah ditandatangani 34.706 orang.

”Saya sebagai warga NKRI memohon kepada Polri untuk menangkap saudari IK, karena perbuatannya menghina Kepala Negara Indonesia. Bukan hanya itu, sebagai anak Maluku, saya tersinggung karena pakaian adat dari tanah kelahiran saya, dilecehkan dan diperolok bahkan disamakan dengan kostum cosplay,” tulis Mario dalam pengantar petisinya.

Sebelumnya diberitakan, seorang netizen yang memiliki akun Indrisantika Kurniasari di Facebook, mengunggah tulisan yang dianggap netizen sebagai penghinaan terhadap pakaian adat Maluku dan Presiden RI Joko Widodo.

Dalam akunnya, Indrisantika mengunggah foto Presiden Jokowi tengah memakai pakaian adat Maluku. Busana itu berupa jubah berwarna dasar putih, yang dipadupadankan dengan motif emas, hitam, serta merah.

Jokowi juga memakai penutup kepala yang warnanya serasi dengan busana. Selain itu, ia juga memegang tongkat komando. Dalam foto itu, Jokowi berada di tengah, diapit oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmayanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Foto itu sebenarnya tak bermasalah, seandainya akun Indrisantika tidak memberikan tulisan keterangan foto yang dinilai provokatif. Ia mempertanyakan berasal dari manakah baju adat tersebut sembari menyebut Presiden Jokowi sebagai "raja kodok".

Akun Indrisantika juga menuding Presiden Jokowi sengaja memakai busana seperti itu untuk menyaingi Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, yang akan datang mengunjungi Indonesia awal Maret 2017.

"Status" provokatif itu diunggah akun Indrisantika, Jumat (24/2). Namun, unggahan itu baru menggegerkan jagad maya setelah diunggah ulang akun Instagram terkenal, @lambe_turah, Sabtu (25/2) pekan lalu.

"Dear Ibu Indriasantika Kurniasari yang terhormat. Baju yang dipakai pak Jokowi adalah baju adat raja-raja di tanah Maluku. Pak Jokowi datang untuk dinobatkan sebagai bagian dari masyarakat Maluku. Kalau ibu tidak tahu Maluku itu Indonesia bagian mana, ibu buka saja peta?" tulis akun lambe_turah.

Presiden Joko Widodo mendapat anugerah gelar 'Upu Kaletia Kenalean Dantul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku' yang artinya 'Bapak Pemimpin Besar yang Peduli Terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat Adat Maluku' dari Majelis Latupati Maluku," terang akun lambe_turah lagi.

Netizen yang mengetahui unggahan tersebut turut marah, dan ramai-ramai mengecam akun Indrisantika. Namun, Minggu (26/2), unggahan itu dihapus oleh pemilik akun Indrisantika.

"Postingan yang 'hina' Presiden Joko Widodo dihapus ya mpok Indri..? Masih tinggal di Indonesia kan? Cukup tau diri kan masih warga negara Indonesia? Masih cari makan di NKRI kan? siapa presidennya tahu kan?#IndrisantikaKurniasari" tulis akun Facebook Bonar Hutapea.

Hingga berita ini diunggah, 83.928 pengguna Facebook membicarakan dalam nada mengecam unggahan akun Indrisantika Kurniasari tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI