Suara.com - Pengumuman penemuan tujuh planet berukuran mirip Bumi di sebuah tata surya tetangga membuat para astronom girang. Temuan ini dinilai sebagai tanda bahwa peluang penemuan kehidupan lain di alam semesta semakin besar.
Bayangkan saja, tiga dari tujuh planet yang mengitari bintang TRAPPIST-1 itu, diyakini memiliki permukaan batuan yang dialiri air. Itu karena ketiganya memiliki lintasan orbit dalam zona habitasi bintang induk mereka.
Lebih unik lagi, jarak tata surya itu dari Bumi hanya sekitar 44 tahun cahaya - sebuah ukuran yang relatif dekat dalam standar astronomi.
"Penemuan ini menunjukkan bahwa menemukan Bumi kedua bukan lagi sebuah pengandaian, tetapi hanya soal kapan ia ditemukan," kata Thomas Zurbuchen, kepala peneliti dari badan antariksa Amerika Serikat (NASA).
Tujuh planet baru termasuk dalam lebih dari 3.000 exoplanet - planet di luar tata surya kita - yang ditemukan oleh para ilmuwan dalam pencarian kehidupan alien atau tempat-tempat yang bisa pada satu saat didiami oleh manusia.
Tetapi bagaimana para ilmuwan bisa menemukan tujuh planet itu? Apa saja kondisi yang mendukung kehidupan di sana?
Berikut sekilas tentang perburuan kehidupan di luar tata surya kita oleh para ilmuwan:
Apa sih exoplanet?
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, exoplanet sederhananya adalah planet-planet di luar tata surya kita.
Exoplanet pertama ditemukan pada 1995. Tetapi lonjakan temuan exoplanet baru terjadi beberapa tahun belakangan seiring semakin giatnya para ilmuwan mencari kehidupan lain di alam semesta.
Menurut data NASA, saat ini ada sekitar 3.499 exoplanet yang sudah tercatat. Meski demikian diduga, ada lebih dari satu triliun exoplanet di galaksi kita saja.
Dari jumlah yang dicatat NASA itu, ada 1.264 planet es, 1.043 lainnya terbuat dari gas, dan 781 dijuluki "super Earts" karena sama seperti Bumi memiliki permukaan berbatu, tetapi memiliki ukuran jauh lebih besar.
Sebelum pengumuman pada Rabu, para astronom sudah mencatat 348 "kembaran Bumi". Dari jumlah ini, hanya sedikit yang terletak dalam zona habitasi dan diduga memiliki air di permukaannya.
Terus, gimana cara mendeteksi exoplanet?
Menurut NASA ada beberapa cara menemukan exoplanet.
Pertama disebut radial velocity. Dalam metode ini para astronom mengamati perubah spektrum cahaya yang dipancarkan oleh sebuah bintang. Perubahan spektrum cahaya itu biasa disebabkan oleh gaya gravitasi satu atau lebih planet di sekitarnya.
Jika perubahan spektrum cahaya itu terjadi secara teratur dan dalam siklus tertentu, serta berkaitan dengan getaran kecil pada bintang itu, maka kemungkinan besar ada sebuah planet di dekatnya.
Ada sebanyak 17,6 persen exoplanet ditemukan dengan cara ini.
Transit photometry, ini cara kedua. Ketika sebuah planet lewat di antara bintang induknya dan Bumi - tempat para astronom mengintip menggunakan teleskop atau satelit - maka cahaya bintang akan sedikit meredup.
Metode ini banyak digunakan oleh teleskop satelit Kepler milik NASA untuk menemukan ribuan kandidat planet sejak 2009 hingga 2013. TRAPPIST-1 dan tujuh planetnya ditemukan menggunakan cara ini.
Sebanyak 79 persen exoplanet ditemukan dengan cara ini.
Direct imaging. Cara ketiga ini, sesuai namanya, seperti memotret. Biasanya para astronom akan mencoba memotret sebuah planet dengan latar belakang bintang induknya. Meski demikian cara ini ibarat berusaha memotret sebutir debu di depan sebuah bola lampu yang cemerlang.
Tetapi dengan teknik yang disebut direct imaging, para astronom bisa menghapus pancaran cahaya berlebihan dari bintang dan menemukan sebuah titik yang tidak lain adalah exoplanet.
Hanya 1,2 persen exoplanet ditemukan dengan cara ini.
Gravitational micro-lensing. Dalam metode ini, para astronom mengukur cahaya bintang yang dibengkokkan dan difokuskan oleh gaya gravitasi exoplanet yang sedang melintas di antara bintang itu dan Bumi.
Hanya sedikit exoplanet yang ditemukan menggunakan cara ini.
Bagaimana sebuah exoplanet bisa punya peluang ditinggali alien?
Menurut AFP, jawaban atas pertanyaan ini tergantung pada tafsir kata "hidup".
Jika yang dimaksud adalah kehidupan seperti kita di Bumi, maka air adalah syarat utama. Agar air bisa mengalir di permukaan sebuah planet, maka planet itu harus berada dalam zona habitasi.
Zona habitasi sendiri adalah area di sekitar bintang induk yang membuat planet di dalam zona itu cukup dingin sehingga bisa mencegah air menguap, tetapi juga cukup hangat sehingga air tak berubah menjadi es.
Bumi adalah contoh planet yang berada dalam zona habitasi Matahari. Karena jaraknya yang pas, panas yang dipancarkan Matahari ke Bumi tak membuat air habis karena menguap atau membeku menjadi es.
Nah, dari temuan para astronom, hanya sedikit exoplanet yang berada dalam zona habitasi ini. Tiga planet dalam tata surya TRAPPIST-1 adalah contohnya.
Hidup di Bumi juga tak bisa ada tanpa atmosfer. Di Bumi atmosfer mengandung oksigen yang sangat penting bagi sebagian besar mahluk hidup. Atmosfer juga melindungi binatang, termasuk manusia, dari radiasi sinar ultraviolet dan sinar-X Matahari.