Begini Kronologis Viralnya Buku Anak Berkonten Porno

Ardi Mandiri Suara.Com
Selasa, 21 Februari 2017 | 19:07 WIB
Begini Kronologis Viralnya Buku Anak Berkonten Porno
Buku Anak berkonten porno. [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah buku membuat heboh dunia maya. Buku berjudul "Aku Berani Tidur Sendiri" itu dianggap sangat vulgar, mengajarkan anak bermasturbasi.

Dalam buku tertulis kata-kata yang mengarah pada tindakan masturbasi.

"Menit demi menit berlalu dan mataku masih tak bisa terpejam. Aku menyilangkan kakiku kuat-kuat pada guling. Iseng-iseng aku menggerakkan tubuhku naik turun. Eh, ternyata asyik juga rasanya. Jantungku berdebar, tapi aku senang."

Baca Juga: Anda Pasti Syok Lihat Wajah Selebriti Pakai Masker Ini

"Aku menemukan permainan baru yang mengasyikan. Sesekali aku memasukkan tangan ke dalam celana. Aku mengulang. Lagi dan lagi."

"Di...Apa yang kamu lakukan? Tiba-tiba terdengar suara bunda. Aku terkejut dan menoleh."

"Apakah Didi tahu, apa akibatnya jika memegang-megang kemaluan seperti itu? tanya Bunda."

"Aku menggeleng."

Baca Juga: Foto-foto Banjir Jakarta 'Genangi' Twitter

"Kalau tagan Didi kotor, nanti kotorannya bisa menempel. Bisa-bisa infeksi," kata Bunda lembut."

"Habisnya, aku bosan, Bun," kataku."

Adalah netizen Twitter bernama @LadyZwolf yang mengunggah foto buku tersebut ke dalam sosial media.

"Ini buku anak-anak? Kok bisa lolos sih yang begini," tulis @ladyZwolf.

"Kalau lihat dari sinopsisnya di belakang, mungkin niatnya buku ini adalah justru untuk melarang. Nih yang dapat dari seller di Tokped," lanjut LadyZwolf.

Direspost Akun Lambe Turah

Buku ini kian viral lantaran di repost oleh akun Instagram @Lambe_Turah.

"Mamak harus buka bukunya lihat dan baca isinya terlebih dahulu sebelum membeli."


"Mince kangen buku cerita bobo."

Usai diunggah oleh akun Lambe Turah, polemik buku ini pun makin tersebar.

Netizen pun makin deras menghujat peredaran buku tersebut.

Menyikapi kehebohan buku tersebut, sang penulis Fitria Chakrawati langsung memberikan pernyataannya lewat Facebook.

Niat kami sesungguhnya adalah supaya anak-anak bisa melindungi diri dari kejahatan seksual. Bila teman-teman mencermati, ada halaman tips orangtua di sini karena buku ini memang dibaca dengan bimbingan orangtua. 

Saya memahami perasaan teman-teman yang mekhawatirkan perasaan teman-teman yang membaca buku ini tanpa pendampingan. Cukup, doakan saya semoga saya bisa melalui ini dengan baik. Banyak hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian ini. Dan saya bersyukur masih banyak orang-orang yang menyayangi saya, serta memberikan dukungan pada saya.

Mohon maaf lahir batin. Insya Allah, saya akan tetap berkarya.

Klarifikasi penerbit

Selain penulis, penerbit Tiga Serangkai yang menerbitkan buku tersebut pun turut memberikan klarifikasi.

Sehubungan dengan maraknya pembicaraan dan beredarnya potongan halaman dari cerita Aku Belajar Mengendalikan Diri dalam Seri Aku Bisa Melindungi Diri, bersama ini kami sampaikan bahwa ketika kami menerbitkan Seri Aku Bisa Melindungi Diri, kami berkeinginan membantu orang tua menjelaskan pada anak-anak tentang pentingnya melindungi diri. Antara lain mengajarkan anak untuk melindungi diri dari orang-orang yang berniat tidak terpuji terhadap mereka, membekali anak cara melindungi diri dari ancaman penyakit dan kejahatan seksual, juga pengetahuan dasar seksual yang penting untuk diketahui anak sejak dini.

Kami mengangkat materi “masturbasi” dalam salah satu cerita karena berawal dari adanya fenomena anak yang mendapatkan keasyikan saat menyentuh, memegang, atau bahkan memainkan kemaluannya. Hal “negatif” ini sudah umum dijumpai. Apabila kita mengetikkan kata kunci “anak memainkan kemaluannya” di Google, muncul banyak sekali artikel yang relevan dengan hal tersebut. Beberapa artikel bahkan menunjukkan bahwa perilaku ini juga dilakukan oleh balita. Beberapa orang menamakan aktivitas memainkan kemaluan ini dengan sebutan masturbasi. Sebenarnya, perilaku pada anak tersebut belumlah layak disebut masturbasi karena makna masturbasi adalah proses memperoleh kepuasan seks tanpa berhubungan kelamin atau stimulasi organ seks oleh diri sendiri.

Anak, bahkan balita, tentu sama sekali belum punya hasrat tersebut. Seperti diutarakan oleh salah seorang psikolog dalam artikel yang kami acu, perilaku senang menyentuh atau memainkan alat kelamin adalah wajar karena anak usia prasekolah sedang berada dalam masa phallic (falik), bahwa salah satu sumber kenikmatan berada di daerah genital. Hal ini normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan anak. Namun, setiap orang tua tentu khawatir jika mengetahui anak mereka mengetahui hal tersebut. Mereka khawatir hal tersebut akan terus dilakukan anak sampai besar dan akhirnya berkembang menjadi masturbasi. Oleh karena itulah, cerita Aku Belajar Mengendalikan Diri ini ditulis.

Dengan latar belakang tersebut, buku ini berfungsi sebagai media untuk menyampaikan kepada anak bahwa perbuatan tersebut, memainkan kemaluannya, tidak sepantasnya dilakukan dan memiliki risiko kesehatan. Tentu target buku ini lebih diutamakan kepada para orang tua yang merasa anaknya juga melakukan hal tersebut. Namun, tetap ada baiknya jika buku ini juga dibaca oleh orang tua dan anak pada umumnya sebagai pengetahuan yang bermanfaat sebagai bentuk upaya pencegahan.

Pada akhirnya, kami sadar bahwa sebagian masyarakat kita mungkin belum siap untuk menerima pendidikan seksual sejak usia dini. Sebagai bentuk tanggung jawab kami, buku tersebut sudah kami tarik dari peredarannya dari toko buku umum sejak Desember 2016, tak lama setelah buku itu terbit. Namun sayang, ternyata masih ada yang menjualnya di toko online.

Sebagai bentuk tanggung jawab kami lainnya, jika tidak keberatan, kami mempersilakan Bapak untuk mengirimkan buku yang telah Bapak beli tersebut kepada kami ke alamat Redaksi Tiga Ananda; Jln. Dr. Supomo No. 23 Surakarta 57141, Telp. (0271) 714344. Kami akan mengganti buku tersebut dengan produk kami yang lain. Atau, jika berkenan, kami akan mengembalikan uang (alternatif) karena buku tersebut sudah ditarik dan tidak dijual bebas.

Kami berharap penjelasan ini dapat menjawab keresahan Bapak dan Ibu. Demikian informasi ini kami sampaikan. Atas perhatian Bapak dan Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Surakarta, 20 Februari 2017

Penerbit Tiga Serangkai"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI