Suara.com - Facebook Mark Zuckerberg telah memosting 5.500 kata surat resmi pada jaringan sosial, di mana ia membahas banyak topik. Salah satunya adalah rencana perusahaan mengatasi kegiatan teroris dan "berita palsu" dengan menggunakan AI dan algoritma.
Komunitas global Facebook, dengan lebih dari satu miliar orang memosting miliaran pesan setiap hari, menjadi mustahil bagi individu secara efektif mengawasi jaringan secara keseluruhan.
"Kompleksitas masalah yang kita lihat telah melampaui proses yang ada di masyarakat. Kami sedang meneliti sistem yang dapat membaca teks dan melihat foto serta video untuk memahami jika sesuatu yang berbahaya yang mungkin terjadi," kata Zuckerberg.
Namun, Zuckerberg mengakui bahwa sistem ini akan memerlukan waktu untuk menyempurnakannya.
Baca Juga: Moto Mod Anyar Ini Bisa Jadi Andalan di Daerah Susah Jaringan
"Ini masih sangat awal dalam pengembangan, tapi kami sudah mulai melihatnya dalam beberapa konten. Saat ini, kami mulai mengeksplorasi cara menggunakan AI untuk membedakan antara berita tentang terorisme dan propaganda teroris yang sebenarnya," lanjutnya.
Ini merupakan pendekatan yang dapat membantu mengubah melawan arus dan sumber berita "palsu". Meskipun begitu, Zuckerberg juga mencatat bahwa manusia dapat membedakan antara konten terpercaya dan yang tidak menyenangkan. Awalnya, ada kesulitan bagi AI untuk memahaminya.
"Perlu dicatat bahwa kemajuan besar dalam AI yang diperlukan untuk memahami teks, foto dan video untuk menilai apakah mereka mengandung kebencian, kekerasan grafis, konten seksual eksplisit, dan banyak lagi. Kami berharap untuk memulai penanganan beberapa kasus di tahun 2017, tetapi beberapa kasus lainnya baru bisa ditangani dalam beberapa tahun ke depan," katanya.
Jadi, meskipun untuk tujuan jangka panjang, inti dari pertahanan Facebook akan tetap dalam moderasi masyarakat. [Tech Radar]
Baca Juga: Foto PNS Berciuman saat Hari Valentine Bikin Heboh Dunia Maya