Selfie Berasal dari Inovasi Teknologi 500 Tahun Lalu?

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 14 Februari 2017 | 19:15 WIB
Selfie Berasal dari Inovasi Teknologi 500 Tahun Lalu?
Jan van Eyck’s “Portrait of a Man” tahun 1433, potret diri pertama kali di dunia (kiri). [Arstechnica]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 1433, artis Jan van Eyck menciptakan genre yang sama sekali baru dari lukisan, sambil duduk tenang saat dia berada di studionya di Bruges. Dia melakukannya dengan bantuan sebuah terobosan ilmiah yang memungkinkan insinyur Jerman untuk membuat beberapa cermin pertama berkualitas tinggi di dunia.

Cermin Jerman yang baru dibuat dengan melapisi kaca dengan amalgam timah dan merkuri. Refleksi di cermin ini lebih tajam dari apa pun di dunia yang pernah dilihat. Ini yang kemudian menimbulkan ide gila van Eyck untuk membuat potret diri (selfie).

Selama abad berikutnya, sebagai Renaissance berkembang dengan eksperimen dalam ilmu dan seni di Eropa. Selfie menjadi semakin menggila.

Albrecht Dürer, artis dan ahli matematika, terkenal karena serangkaian potret diri yang ia ciptakan pada akhir abad ke-15 dan awal ke-16. Dengan abad ke-19 dan ke-20, artis seperti Vincent van Gogh dan Frida Kahlo yang menciptakan potret diri nyata dan abstrak, untuk mengekspresikan emosi secara intens.

Baca Juga: Dibanjiri Keluhan, Twitter Tak Jadi Ubah Desain

Ilmuwan kognitif Universitas Bamburg Claus-Christian Carbon, mereka mengantisipasi selfie saat ini. Dimana kini orang menggunakan filter dan alat peraga untuk mengungkapkan perasaannya.

Carbon adalah penulis dari studi baru yang menarik tentang bagaimana selfie yang sebenarnya merupakan bagian dari sejarah berusia 500 tahun lalu. Kemudian selfie tumbuh dari berbagai kemajuan teknologi dan sesuai kebutuhan manusia.

Dia menunjukkan bahwa awalnya selfie Dürer diakui sebagai tanda kekayaan, seperti kerah bulu untuk anggota elit sosial. Menariknya, ketika Dürer menggambar dirinya dengan kerah ini pada tahun 1500, itu beberapa tahun sebelum ia memiliki posisi sosial yang memungkinkan dia memakai kerah terbuka.

Jadi lukisan dirinya dengan kerah adalah semacam bualan, mirip dengan apa yang Anda lihat di foto narsis orang memamerkan harta mereka mahal.

Potret diri yang berisi gambar simbolik atau ekspresi wajah terdistorsi, bertujuan untuk menangkap bagaimana suasana model gambar pada saat tertentu. Menurut Carbon, potret diri tersebut bertujuan untuk meminta simpati dari publik.

Baca Juga: Pemotor Ini Ditegur Bule Gara-gara Lewat Trotoar

Mungkin itu sebabnya salah satu potret diri paling terkenal, Frida Kahlo, yang menunjukkan artis dengan kalung duri, bahunya diapit monyet dan kucing hitam. Kini, gaya foto seperti itu bisa didapat dengan menggunakan filter Snapchat, untuk menyampaikan pesan yang transendensi dan menggambarkan penderitaan.

Apa yang memisahkan sejarah potret diri dari selfie adalah waktu dan uang yang diperlukan untuk membuatnya. Empat abad yang lalu, sebuah potret diri mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan dan memerlukan dana yang mahal.

Bahkan 150 tahun yang lalu, kamera potret diri membutuhkan waktu, sekitar sepuluh menit dan peralatan untuk melakukannya tidak mudah didapatkan. Dulu, kamera selfie seperti Daguerreotype yang diambil Robert Cornelius pada 1839, membutuhkan berjam-jam dan menelan biaya tinggi. Bahkan, tidak mungkin melihat bagaimana foto yang akan jadi nantinya pada kamera.

Revolusi teknologi lain diperlukan untuk mengantar selfie ke era sekarang. Kamera depan pada ponsel akhirnya membuat potret diri menjadi sesuatu yang bisa dilakukan dalam beberapa detik.

Mungkin tidak semua dari kita yang mengetahui jika teknologi selfie yang kini menjadi tren, berasal dari teknologi 500 tahun lalu. [Arstechnica]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI