Jam Kiamat Diperbarui, 2,5 Menit Menuju Kehancuran Peradaban

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 01 Februari 2017 | 07:12 WIB
Jam Kiamat Diperbarui, 2,5 Menit Menuju Kehancuran Peradaban
Lawrence Krauss, ketua dewan sponsor Bulletin of Atomic Scientist mengumumkan pembaruan Jam Kiamat pada Kamis (26/1) di Washington DC, AS [AFP/Nicholas Kamm].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jarum menit pada "Jam Kiamat" bergerak maju sejauh 30 detik, yang menjadi pertanda sekaligus peringatan bahwa peradaban manusia semakin rentan terjerembab dalam kehancuran total. Kini jarum menit pada Jam Kiamat hanya berjarak 150 detik dari pukul 00.00 - angka yang melambangkan kiamat.

Para ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientists pada pekan lalu mengumumkan bahwa jarum menit pada Jam Kiamat - sebuah jam yang secara simbolis melambangkan kerentanan manusia menjerumuskan Bumi dalam kehancuran total - bergeser 30 detik dari posisinya pada awal 2016 lalu.

Jarum Jam Kiamat terakhir kali diubah pada 22 Januari 2015, ketika itu waktu pada jam itu menunjukkan pukul 11.57 malam atau tiga menit menuju kiamat. Konstelasi ini tak berubah pada 2016.

Pergeseran itu dilakukan setelah Bulletin of the Atomic Scientists, organisasi pengagas Jam Kiamat, setelah berkonsultasi dengan tim-tim pakar, yang di dalamnya turut bergabung 15 orang ilmuwan penerima anugerah Nobel.

Pembaruan pada 26 Januari lalu, berdasarkan catatan sejarah, adalah posisi terdekat manusia dengan kiamat dalam 60 tahun terakhir.

Ada dua faktor yang membuat para ilmuwan yakin dunia kian dekat dengan kiamat. Pertama adalah ancaman perang nuklir (termasuk di dalamnya jumlah hulu ledak nuklir yang ada di dunia dan keamanan material nuklir yang tersedia saat ini) dan kedua, perubahan iklim (kenaikan permukaan laut dan jumlah karbon dioksida di atmosfer).

Uji coba nuklir Korea Utara dan ketegangan antara India vs Pakistan - dua negara pemilik senjata nuklir - adalah pemicu utama kerisauan akan perang nuklir.

Sementara soal perubahan iklim, kekhawatiran terbesar datang dari pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump. Presiden ke-45 AS ini diketahui tak mempercayai adanya perubahan iklim drastis di dunia yang sedang mengancam dunia saat ini.

Adapun Jam Kiamat pertama kali diciptakan pada 1947, dua tahun setelah AS menjatuhkan bom atom ke Jepang pada Perang Dunia II. Ketika itu kiamat diramalkan sejauh tujuh menit dari tengah malam.

Bulletin of the Atomic Scientists didirikan pada 1945 oleh para ilmuwan di balik Manhattan Project, sekelompok orang pintar yang bertanggung jawab atas pembuatan bom nuklir AS pada Perang Dunia II, yang merasa bersalah melihat hasil karya mereka sendiri.

Sepanjang sejarahnya, waktu kiamat paling dekat terjadi pada 1953. Ketika itu jarum menit hanya berjarak dua menit dari 00.00, karena Uni Soviet dan AS sedang giat berlomba menguji coba bom hidrogennya.

Berikut adalah tahun-tahu penting dalam perjalanan Jam Kiamat:

1953
Saat itu jarum menit berada di titik terdekat dengan tengah malam. AS dan Soviet menguji bom hidrogen.

1981
Jarum menit hanya berjarak empat menit dari 00.00. Di tahun sebelumnya, Soviet memutuskan untuk menginvasi Afghanistan dan Presiden AS, Jimmy Carter menarik atlet-atletnya dari Olimpiade Moscow.

1991
Jarum menit menjauh sebanyak 17 menit dari 00.00. Pada 1990 Perang Dingin dinyatakan berakhir, ketika AS dan Rusia mulai memangkas jumlah senjata-senjata nuklirnya. Tembok Berlin juga runtuh di tahun itu.

1998
Jarak jarum menit ke pukul 00.00 hanya tinggal sembilan menit. Penyebabnya, India dan Pakistan menggelar uji coba senjata nuklir.

2015
Jarum berada hanya tiga menit dari 00.00. Buletin itu menyebut perubahan iklim yang tak terkendali sebagai alasan dunia berada lebih dekat dengan kiamat. Selain iklim, pembaruan senjata nuklir juga jadi alasan. (Live Science/AP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI