Penuhi Perintah Trump, Google Tarik Kembali Staffnya

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 29 Januari 2017 | 14:44 WIB
Penuhi Perintah Trump, Google Tarik Kembali Staffnya
Ilustrasi Google (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Google telah menarik anggota staf ke AS, setelah Presiden Trump mengeluarkan perintah eksklusifnya, terkait pembatasan masuknya warga negara yang berasal dari tujuh negara mayoritas Muslim.

Pengungsi Suriah merupakan salah satu yang dilarang masuk sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Tidak hanya itu masih ada enam negara yang warganya dilarang masuk ke AS, setidaknya selama 90 hari, termasuk Iran dan Irak.

Tidak hanya perlarangan, tapi seluruh program penerimaan pengungsi AS pun turut ditangguhkan selama 120 hari ke depan.

Seperti halnya, Sabtu (28/1/2017) beberapa penumpang asal Iran dan Yaman dicegah naik pesawat di bandara Kairo dengan tujuan New York. Pencegahan ini tetap dilakukan meskipun para penumpang tersebut menggenggam visa resmi untuk ke AS.

Baca Juga: 5 Tips Jadi Pakar Pakai WhatsApp

American Civil Liberties Union mengatakan, telah mengajukan gugatan menantang perintah eksekutif tersebut. Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) juga mengatakan akan mengajukan gugatan pembatalan perintah.

Google telah mengatakan kepada BBC, prihatin dengan langkah-langkah yang dapat menghalangi berkembangnya Amerika Serikat.

Pembatasan ini akan memiliki dampak yang besar pada perusahaan teknologi yang mempekerjakan staf ahli dari seluruh dunia dengan visa H1-B khusus.

Ada laporan bahwa pemegang "kartu hijau", yang merupakan penduduk permanen AS, termasuk yang dicegah pada penerbangan tersebut. Namun, kartu hijau tidak secara khusus disebutkan dalam perintah eksekutif dan status pemegang kartu hijau masih belum jelas.

CAIR menyarankan, warga non AS, termasuk penduduk tetap, dari tujuh negara yang masuk dalam daftar hendaknya menunda semua perjalanan internasional untuk setidaknya 90 hari ke depan.

Baca Juga: Meme Ahok Lerai Anies-Sylvi Bakal Bikin Anda "Ngakak"

Trump mengatakan beberapa langkah rinci dalam rangka eksekutifnya akan terus melarang teroris Islam radikal dari AS. Namun kelompok hak asasi mengatakan, tidak ada hubungan antara pengungsi Suriah di AS dan terorisme.

Trump menandatangani sebuah perintah eksklusif pada Jumat (27/1/2017) yang berisikan pembatasan imigran yang memegang paspor dari tujuh negara Muslim. Presiden ingin membatasi masuknya warga negara Muslim, yang berefek kemungkinan pada rusaknya salah satu sektor menguntungkan di Amerika, yakni teknologi. Sektor teknologi sangat bergantung pada pekerja terampil dari luar negeri dengan visa H1-B.

Google telah menarik sekitar 100 staf yang terkena dampak dari luar negeri. Microsoft telah memperingatkan para pemegang saham terkait pembatasan pada imigran dan memiliki dampak material terhadap bisnisnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI