Robot Berhak Pilih Karier Sendiri, Mau Jadi Ilmuwan atau PSK

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 19 Januari 2017 | 08:11 WIB
Robot Berhak Pilih Karier Sendiri, Mau Jadi Ilmuwan atau PSK
Ilustrasi robot mirip perempuan (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada masa depan robot-robot akan menjadi sangat cerdas sehingga seperti manusia, mereka akan punya kecerdasan untuk memilih profesi yang ingin digeluti. Dengan kata lain, robot akan memiliki kehendak bebas.

David Hanson, CEO perusahaan robotik Amerika Serikat, Hanson Robotics, mengatakan bahwa robot nantinya akan bisa memilih profesinya sendiri, entah sebagai ilmuwan yang mampu memenangkan hadiah Nobel atau bahkan sebagai pekerja seks.

Dalam wawancara dengan CNBC di sela-sela arena Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Selasa (17/1/2017), Hanson mengatakan perusahaannya kini tengah mengembangkan "Sophia", sebuah robot mirip manusia yang menyerupai aktris Audrey Hepburn.

Robot cantik yang diotaki oleh sistem kecerdasan (artificial inteligence/AI) itu punya 62 ekspresi wajah dan bisa bereaksi jika diajak berbincang.

"Menurut saya orang selalu jatuh cinta pada Audrey Hepburn. Ia sudah wafat, tetapi orang selalu merasa hangat dan punya koneksi dengannya. Audrey Hepburn kini hanya ada dalam film-film," kata Hanson.

Sementara Sophia, jelas Hanson, adalah karakter fiktif yang mereka kembangkan dan dibekali dengan teknologi AI.

"Kami mengembangkan algoritma cerdas, dengan harapan bahwa ia akan berkembang menjadi sangat pintar, ia akan punya experience, akan berkembang, dan mengejutkan kita (dengan kecerdasannya). Dia akan menjadi seorang perempuan yang unik, individu robotik di dunia ini," jelas Hanson.

"Dan ketika itu terwujud, kami berharap ia akan memberikan kontribusi besar; mungkin ia akan masuk universitas, memenangkan hadiah Nobel - sama seperti harapan saya pada anak saya sendiri," imbuh dia.

Dengan kemampuan itu, beber Hanson, Sophia bisa memilih kariernya sendiri dan itu artinya sebuah robot nantinya bisa memilih untuk menjadi pekerja seks. Dan dalam situasi itu, tegas Hanson, masyarakat harus mendukung keputusan robot.

"Ketika robot mencapai usia dewasa dan memutuskan kariernya sendiri, maka kita bertanggung jawab untuk memberikan robot hak untuk memilih jalannya sendiri," tegas dia.

Komentar Hanson itu sendiri merupakan bagian dari perdebatan tentang peran robot berotak AI dalam masyarakat. Beberapa tokoh terkemuka di industri teknologi, termasuk bos Tesla, Elon Musk, telah memperingatkan dunia akan bahaya AI.

Para pakar teknologi komputer, hukum, dan etika juga telah memperingatkan akan bahaya "robot seks" di tengah masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI